Pendukung Maruf Amin Marah Tak Dapat Posisi Jabatan, Protes 'Orangnya' JK Masih Bercokol

- Kamis, 27 Agustus 2020 | 12:55 WIB
Maruf Amin saat bersama Jusuf Kalla pada satu kesempatan. (Facebook/Maruf Amin)
Maruf Amin saat bersama Jusuf Kalla pada satu kesempatan. (Facebook/Maruf Amin)

Keresahan saat ini sedang melanda para pendukung Wakil Presiden Maruf Amin di ibukota maupun di daerah.

"Mereka mempersoalkan kenapa orang orang Jusuf Kalla di lingkungan Istana Wapres tak kunjung dimutasi oleh Mensesneg. Akibatnya, para pendukung Maruf Amin maupun keluarganya sulit untuk bertemu sang Wapres," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane melalui press rilisnya yang dikutip Indozone.id, Kamis (27/8/2020).

IPW menilai, jika kondisi ini dibiarkan akan terjadi ketegangan di elit kekuasaan yang bisa berdampak pada potensi gangguan keamanan di akar rumput, terutama menjelang pilkada serentak Desember mendatang.

"Mensesneg perlu menjelaskan kepada publik, kenapa orang orang Jusuf Kalla belum juga digeser dari Istana Wapres, sehingga  posisi Wapres dibuat seperti 'burung di sangkar emas' yang tidak bisa diakses para pendukung maupun keluarganya," kata Neta.

Informasi yang diperoleh IPW, sejak Maruf Amin menjadi Wapres baru pada 20 Agustus 2020 lalu, yakni Libur 1 Muharram, tim suksesnya bisa bertemu dan berdialog dengan Maruf Amin.

-
Maruf Amin saat bertemu dengan tamu undangan. (Facebook)

 

Mereka komplain bahwa orang orang Jusuf Kalla yang masih berkuasa di Istana Wapres selalu menghalangi mereka untuk bertemu mantan Ketua Umum MUI itu.

Akibatnya kemarahan para pendukung Maruf Amin di Jakarta dan di daerah semakin memuncak terhadap manuver politik kelompok tertentu, yang menjadikan Maruf Amin bagai "burung di sangkar emas".

Mereka sudah mengusulkan agar orang-orang Jusuf Kalla yang masih bercokol di Istana Wapres segera dimutasi dan diganti dengan orang-orang Maruf Amin, tapi hingga kini belum juga dilakukan Mensesneg.

Dalam pertemuan Liburan 1 Muharram itu, tim sukses Maruf Amin juga mengungkapkan kepada Wapres bahwa hingga kini tidak satu pun dari mereka (tim sukses Maruf Amin) yang menjadi komisaris di BUMN.

Sementara mereka melihat puluhan orang orang "yang tak berkeringat" enak enakan duduk menjadi komisaris BUMN.

"Usulan sudah disampaikan kepada Meneg BUMN tapi hingga kini tidak ada jawaban. Untuk itu mereka meminta agar Wapres segera memanggil Mensesneg dan Meneg BUMN," ujar Neta.

Menurut Neta, dalam pertemuan itu Maruf Amin juga merasa heran, kenapa dirinya tidak dilibatkan dalam penyusunan kabinet maupun rencana reshuffle kabinet.

Bahkan fungsinya sebagai Tim Penilai Akhir (TPA) untuk posisi pejabat negara diabaikan. Penjelasan Maruf Amin ini semakin membuat tim suksesnya gundah.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X