Ini Modus Penyelundupan BBM Solar Bersubsidi di Tengah Laut, Diringkus Polres Sibolga

- Rabu, 21 September 2022 | 14:27 WIB
Kasus penyelundupan BBM bersubsidi diringkus Polairud Polres Sibolga. (Dok. Polres Sibolga)
Kasus penyelundupan BBM bersubsidi diringkus Polairud Polres Sibolga. (Dok. Polres Sibolga)

Polairud Polres Sibolga menangkap kapal motor bermuatan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi yang diduga hasil selundupan di perairan laut.

Kapolres Sibolga, AKBP Taryono Raharja mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki siapa yang menjadi pemasok BBM solar di tangkahan Rustam kota Sibolga. Tangkahan ini merupakan salah satu lokasi pengisian solar oleh KM Cahaya Budi Makmur.

“KM Cahaya Budi Makmur ditangkap petugas Satpolair Polres Sibolga atas dugaan penyalahgunaan BBM solar ketika hendak keluar dari perairan Sibolga, tepatnya di sekitar Pulau Poncan, pada Minggu (18/9/2022) kemarin,” kata Taryono dalam konferensi pers, Selasa (20/9/2022).

Taryono yang saat itu didampingi, Danlanal Sibolga, Letkol Laut (P) Cahyo Pamungkas; Sekdakot Sibolga, M Yusuf Batubara; Kasat Polair, Iptu Kasdi; menjelaskan, tersangka membeli BBM solar dengan harga yang relatif murah dari dua tangkahan ikan yang berbeda, yakni Tangkahan Rustam dan PT ASSA.

Baca juga: Monitoring Ketersediaan BBM, Personil Polsek Bandara Kualanamu Gelar Patroli ke SPBU

Kemudian BBM solar itu dijual kembali di perairan Pantai Barat Sumatera dengan harga yang lebih tinggi, dan tersangka mendapatkan keuntungan dari penjualan BBM tersebut.

“BBM solar tersebut disimpan dalam palka KM Cahaya Budi Makmur. Kita ketahui bahwa palka kapal biasanya digunakan untuk menyimpan ikan, tetapi para tersangka menggunakannya sebagai media penyimpanan BBM untuk mengelabui petugas, seolah kapal itu membawa ikan,” katanya.

Berdasarkan pengakuan para tersangka, di PT ASSA, solar sebanyak 48 ton didatangkan dari Medan oleh inisial WG berdasarkan pesanan BD dari Jakarta melalui perantara tersangka ST.

“BBM solar itu kemudian dibawa dari Medan menggunakan armada mobil tangki bertuliskan PT Pertamina warna biru. Dan itu masih dalam proses penyelidikan kami,” katanya.

Dijelaskan, WG memberikan harga BBM tersebut Rp9.500 per liter kemudian oleh tersangka ST dijual seharga Rp10.200 per liter.

Sementara, dari Tangkahan Rustam, ada 60 ton solar yang belum diketahui siapa pemasoknya. Sampai saat ini pihak kepolisian masih dilakukan proses penyelidikan.

“Kami mohon dukungan dari teman-teman. Mudah-mudahan segera bisa kami ungkap siapa pemasok BBM yang masuk ke Tangkahan Rustam,” kata Taryono.

Taryono mengungkap, dari pengakuan para tersangka bahwa KM Cahaya Budi Makmur berangkat dari Jakarta menuju Sibolga pada 30 Juli 2022.

Kemudian, pada 6 Agustus 2022, tiba di Sibolga dan mengisi minyak di Tangkahan Rustam sebanyak 30 ton.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X