Gibran Maju Pilkada 2020, Pengamat: Penolakan ke Anak Muda Masih Kuat

- Kamis, 13 Februari 2020 | 14:44 WIB
Bakal Calon Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara 'Doa dan Silaturahmi Bersama Gibran' di Kantor DPC Projo Surakarta, Minggu (9/2/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Bakal Calon Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara 'Doa dan Silaturahmi Bersama Gibran' di Kantor DPC Projo Surakarta, Minggu (9/2/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak gelombang keempat akan dilaksanakan dalam waktu dekat. KPU dan DPR sepakat Pilkada serentak dilaksanakan 23 September 2020 di 270 daerah. Ada sembilan pemilihan Gubernur, 224 Bupati, dan 37 wali kota.

Dalam kontestasi kali ini, empat nama keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) unjuk gigi. Mereka adalah Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, Wahyu Purwanto, dan Doli Sinomba Siregar.

Gibran menunjukan keseriusannya maju dalam Pilkada Kota Solo, Jawa Tengah. Adapun menantu Jokowi, Bobby juga berencana maju dalam Pilkada Kota Medan.

Adik ipar Jokowi, Wahyu juga dikabarkan maju dalam Pilkada Gunung Kidul, Yogyakarta. Paman Bobby Nasution, Doli Sinomba Siregar pun bakal meramaikan Pilkada 2020 dari wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel).

Pengamat Politik juga Direktur Indonesian Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, menyoroti majunya Boby dan Gibran yang mewakili millenial. Menurutnya, untuk menantu dan anak Jokowi, potensi mereka di Pilkada lebih besar jika cara mengomunikasikan tepat, dan didukung langsung Jokowi serta Ibu Negara.

"Akan tetapi, peluang mengalahkan keduanya juga sama besarnya. Jika kompetitor berhasil menyadarkan publik betapa tidak baiknya politik, andai hanya dikuasai satu keluarga. Terlebih jika kekuasaan itu dari bawah hingga yang teratas," tutur Dedi kepada Indozone, Kamis (13/2/2020).

Dedi juga mengatakan, tren milenial masuk bursa Pilkada cukup signifikan pada 2020. Terutama kota yang mendapat banyak sorotan publik. 

"Namun, penolakan terhadap anak muda masih kuat, kecuali memiliki silsilah dari tokoh yang dituakan," tutur Dedi. 

"Di banyak daerah, tokoh muda yang berhasil masih didominasi pengaruh keluarga. Yang benar-benar berhasil karena kemapanan personal masih bilangan jari," tuntas Dedi. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X