Gula Kerap 'Menghilang' Jelang Puasa, Pemerintah Diminta Lakukan Ini

- Senin, 17 Februari 2020 | 21:46 WIB
Ilustrasi penjualan gula di pasar. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Ilustrasi penjualan gula di pasar. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Jelang Bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri, permintaan gula pasir biasanya akan mengalami peningkatan. Acap kali harganya melambung tinggi karena langka bahkan seakan 'menghilang' di pasaran.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Andi Akmal Pasluddin mengatakan, kelangkaan gula pasir di pasar terindikasi akibat karena permainan mafia. Mereka dinilai sengaja menimbun agar harga jual gula menjadi sangat tinggi. 

"Bisa jadi ada yang nimbun untuk ambil untung besar karena pasokan gula berkurang baik produksi dalam negeri maupun gula impor. Pemicu utamanya akibat, rasio stok/konsumsi masih relatif tinggi yang diperkirakan sebesar 89,062 juta ton (50,45 persen dari konsumsi total)," kata Andi Akmal saat dikonfirmasi Indozone, Senin (17/2/2020).

Anggota dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta pemerintah segera melibatkan Satgas Pangan untuk bertindak dengan maksimal. Mereka diharapkan menangani mafia atau spekulan nakal yang selama ini melakukan praktik mengambil untung besar atas penderitaan rakyat.

"Ini perlu dilakukan agar langkanya gula di pasar tidak sempat terjadi dan gejolak harga dapat dikendalikan," ungkapnya.

Presiden Joko Widodo, sambungnya, perlu turun tangan terkait banyaknya kasus penimbunan pangan. Selain gula pasir, bawang putih serta bahan pokoknya lainnya juga kerap jadi "mainan" para mafia. 

"Komoditas pangan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak jangan sampai dipermainkan. Pimpinan tertinggi negara sangat mudah mengendalikan persoalan lapangan ini bila pemimpinnya memiliki kemauan," tegasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X