Paus Berbobot 10 Ton Terdampar di Luar Jalur Migrasi, KKP Ungkap Fakta Mengejutkan

- Senin, 5 April 2021 | 11:13 WIB
Penguburan paus terdampar di Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/HO-KKP
Penguburan paus terdampar di Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/HO-KKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangani peristiwa Paus Orca yang ditemukan mati terdampar di perairan Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (3/4/2021) lalu.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb Haeru Rahayu mengatakan, peristiwa ini mesti diinvestigasi karena tidak normal.

"Terdamparnya Orca di perairan Banyuwangi ini perlu mendapat perhatian karena merupakan fenomena langka, mengingat lokasi terdamparnya bukan merupakan jalur migrasi dari paus pembunuh, sehingga ini perlu investigasi lebih lanjut," kata Tb Haeru Rahayu dilansir dari ANTARA.

Tb Haeru Rahayu mengatakan, pihaknya sudah mengirim petugas ke lokasi. Dugaan sementara penyebab paus itu terdampar akibat terpisah dari kawanannya.

Sebab, paus pembunuh bukan perenang soliter, melainkan dalam kawanan.

Selain faktor navigasi, menurut dia, kesehatan paus juga bisa menjadi penyebab terpisahnya paus itu dari kawanannya. Namun semua ini perlu dibuktikan dengan nekropsi atau pembedahan.

Tb Haeru Rahayu juga menyampaikan bahwa paus termasuk mamalia laut yang dilindungi secara nasional. 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan rencana aksi nasional (RAN) konservasi bagi semua jenis mamalia laut tersebut melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut Tahun 2018-2022.

Sementara itu, Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso mengatakan bahwa tim BPSPL dari wilayah kerja Banyuwangi sudah bergerak dibantu oleh tim kedokteran hewan dari Universitas Airlangga (Unair) untuk melakukan pengecekan dan selanjutnya akan dilakukan nekropsi.

Paus jantan yang memiliki panjang 6,1 meter dan bobot perkiraan lebih dari 10 ton ini dikuburkan sesuai dengan prosedur penanganan mamalia terdampar.

Tb. Haeru Rahayu memaparkan, perairan Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, duyung. Dari 90 jenis mamalia laut yang ada di dunia, 35 jenisnya ada di Indonesia.

“Salah satu ancaman terhadap mamalia laut di Indonesia adalah banyaknya mamalia laut yang terdampar di wilayah perairan Indonesia dari waktu ke waktu," katanya.

KKP Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut mencatat pada tahun 2015 terjadi peristiwa terdampar 103 ekor mamalia laut.

Kemudian tahun 2016 tercatat sebanyak 255 ekor, tahun 2017 ditemukan sebanyak 143 ekor, tahun 2018 sebanyak 154 ekortahun 2019 sebanyak 142 ekor, dan tahun 2020 sebanyak 107 ekor.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X