Novel Baswedan merasa heran dengan perlakuan yang kini diperoleh para pejuang antikorupsi di Indonesia.
Dia bahkan merasa bahwa perjuangan anti korupsi seperti dimusuhi di negeri sendiri. Padahal, perjuangan itu justru mendapat apresiasi dari dunia internasional.
Novel pun menanggapi kicauan netizen yang mengingatkan tentang penghargaan antikorupsi PIACCF Award dari Perdana Menteri Malaysia pada 2020 lalu.
Seperti diketahui, Novel merupakan satu di antara 75 pegawai KPK yang dinonaktifkan dengan modus Tes Wawasan Kebangsaan.
"Apa nggak aneh, perjuangan anti korupsi seperti dimusuhi di negeri sendiri, justru dihormati di internasional," tulis Novel melalui akun Twitter @nazaqistsha, Rabu (12/5/2021).
Apa nggak aneh, perjuangan anti korupsi seperti dimusuhi di negeri sendiri, justru dihormati di internasional. https://t.co/MYQhRRUxq5
— novel baswedan (@nazaqistsha) May 11, 2021
Sebelumnya, Novel juga mengungkap kegundahan soal pelemahan terhadap KPK saat ini.
Novel mengingatkan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan bukan tes kompetensi ataupun seleksi.
"Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bukan tes kompetensi atau tes utk seleksi. Dlm UU 19/2019 dan Putusan MK jelaskan peg KPK mjd ASN hanya bersifat peralihan yg tdk boleh merugikan pegawai KPK," tulisnya.
Lebih lanjut, Novel mengungkap bahwa sebagian dari 75 pegawai yang dinonaktifkan itu kini sedang menangani kasus-kasus korupsi kelas kakap.
"Tp digunakan utk singkirkan 75 peg, bbrp sdg tangani kasus besar," tulisnya.
Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bukan tes kompetensi atau tes utk seleksi.
— novel baswedan (@nazaqistsha) May 11, 2021
Dlm UU 19/2019 dan Putusan MK jelaskan peg KPK mjd ASN hanya bersifat peralihan yg tdk boleh merugikan pegawai KPK.
Tp digunakan utk singkirkan 75 peg, bbrp sdg tangani kasus besar.