Harga Masker Selangit, Pasien Kronis Menjerit

- Kamis, 5 Maret 2020 | 16:30 WIB
Polres Pangkalpinang mengamankan belasan kotak masker kesehatan yang dijual dengan harga lebih tinggi yaitu Rp250.000 per kotak. (ANTARA FOTO/Anindira Kintara)
Polres Pangkalpinang mengamankan belasan kotak masker kesehatan yang dijual dengan harga lebih tinggi yaitu Rp250.000 per kotak. (ANTARA FOTO/Anindira Kintara)

Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir mendesak agar pemerintah lebih serius menangani persoalan masker yang langka di pasaran dan harga yang selangit. Hal ini sangat memberatkan masyarakat secara umum, khususnya para pasien dengan penyakit kronis dan berkebutuhan khusus.

“Ada tidak ada wabah virus corona, kami penyintas gagal ginjal (pasien cuci darah) khususnya yang menggunakan terapi cuci darah lewat perut dan transplantasi ginjal sangat memerlukan masker setiap harinya. Setiap hari, kami bisa menggunakan sekitar lima masker secara bergantian. Bila prosedur ini kami langgar akan berakibat rentan terkena infeksi oleh bakteri atau virus apapun,” ungkap pasien gagal ginjal yang sudah transplantasi itu, dalam keterangan resmi yang dikirim kepada Indozone, Kamis, (5/3/2020).

Menurutnya, sebelum virus corona masuk ke Indonesia, para pasien tersebut sudah menjerit karena langka dan mahalnya harga masker. Apalagi saat ini harga semakin tidak terkendali.

“Setiap hari pasien cuci darah lewat perut (CAPD) membutuhkan masker minimal sebanyak lima buah. Ketika memasukan cairan dialisis ke rongga perut (rongga peritoneum) lewat kateter dan mengeluarkan cairan hasil proses dialisis, si pasien harus memakai masker untuk mencegah infeksi. Begitu juga pasien transplantasi ginjal, mereka ini sangat rendah daya tahan tubuhnya. Sangat mudah tertular penyakit infeksius,” jelasnya.

Tony membeberkan banyak anggota KPCDI sekarang harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli masker, yang semula hanya Rp 5 ribu per hari menjadi 10 kali lipat harnyanya bahkan lebih.

“Dulu kami beli masker di harga 20 ribu per box. Sekarang mencapai ratusan ribu rupiah. Gak masuk akal. Jumlah pengeluaran harian untuk masker sebesar itu sangat berat buat kami. Selain seumur hidup, biaya lainnya sebagai penyintas gagal ginjal yang tidak dicover BPJS Kesehatan sangat banyak,” jelasnya.

“Kalau kami tidak memakai masker karena tak punya duit, resikonya rentan terkena infeksi. Bila terinfeksi sama saja akan membunuh kami sebelum virus corona menyerang kami,” tegasnya.

Tony Samosir berharap para penegak hukum melakukan razia terhadap penimbun masker. Meminta pemerintah menjamin peningkatkan produksi masker dan mengatur harga agar tetap stabil.

“Kami juga mendesak khususnya kepada Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota agar membagikan masker secara gratis kepada para penderita penyakit kronis dan berkebutuhan khusus, dimana mereka memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan rentan tertular penyakit infeksi,” tuntutnya.

Artikel Menarik Lainnya: 

 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X