European Medicines Agency (EMA) mengatakan pada hari Selasa (20/4) bahwa vaksin virus corona Johnson & Johnson mungkin berkaitan dengan trombosis. Namun ditekankan bahwa manfaat vaksin Johnson & Johnson masih lebih besar daripada risikonya.
Pada hari itu juga, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan rencana promosi ke Eropa dan melanjutkan pengiriman vaksin ke Uni Eropa, Norwegia dan Islandia.
Perusahaan mengatakan akan menyesuaikan label kemasan vaksin untuk memperingatkan risiko efek samping langka ini dan memberikan instruksi tentang cara mengidentifikasi dan mengobati efek samping.
European Medicines Agency menyatakan bahwa setelah mengevaluasi semua kasus, termasuk 8 kasus di Amerika Serikat, ditemukan terjadi dalam waktu 3 minggu setelah vaksinasi. Kebanyakan dari mereka adalah wanita dewasa di bawah usia 60 tahun.
Itu menunjukkan bahwa sebagian besar pembekuan darah Di otak dan perut, situasinya mirip dengan vaksin AstraZeneca.
Keputusan yang relevan dari European Medicines Agency akan memungkinkan negara-negara Uni Eropa untuk memutuskan apakah akan menggunakan vaksin Johnson & Johnson, atau untuk membatasi orang-orang dengan usia dan kelompok tertentu untuk divaksinasi, karena efek samping yang didapat.
Vaksin Johnson & Johnson telah disetujui oleh Uni Eropa, tetapi belum mulai divaksinasi secara luas. Pemerintah Spanyol mengatakan minggu lalu bahwa mereka siap untuk mulai mendistribusikan vaksin Johnson & Johnson, hanya menunggu Badan Obat Eropa memberikan lampu hijau.
Prancis juga mengatakan minggu lalu bahwa mereka akan terus memvaksinasi orang-orang yang berusia di atas 55 tahun dengan vaksin Johnson & Johnson.
