Bank Indonesia Siapkan Pertahanan Berlapis untuk Jaga Kurs Rupiah

- Selasa, 7 April 2020 | 22:18 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: INDOZONE/Sigit Nugroho)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: INDOZONE/Sigit Nugroho)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap, pihaknya telah menyiapkan 'pertahanan berlapis' dalam menjaga nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) tetap terkendali.

Selain cadangan devisa (Cadev) senilai US$121 miliar yang menurut Perry cukup untuk mengintervensi pasar, second line of defense berupa kerjasama SWAP dengan berbagai bank sentral juga telah disiapkan BI.

Dirasa masih kurang, BI ternyata juga telah mempersiapkan pertahanan lapis ketiga untuk menjaga rupiah, yaitu menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral AS, The Fed.  

"Ini bentuknya repo line. Kerja sama dengan bank sentral termasuk BI dengan The Fed. Repo line ini adalah suatu kerja sama untuk kalau BI membutuhkan likuiditas dolar, ini bisa digunakan," kata Perry dalam video confference hari ini, Selasa (7/4/2020).

Perry mengklaim keberhasilan kerja sama ini memberikan keyakinan kepada investor asing. Walaupun saat ini cadangan devisa yang dikelola BI masih cukup tinggi di US$121 miliar.

"Yang perlu saya tekankan, kerja sama dengan The Fed hanya dengan sejumlah negara di emerging market termasuk indonesia. Ini termasuk dari fot of convidence pada Indonesia. Bahwa kita punya prospek bagus dan kebijakan kami prudent dan ini membuat mereka yakin bekerja sama dengan kita dalam bentuk Repo Line," tuturnya.

-
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Perry menambahkan, bersama The Fed juga dibahas mengenai swap line. Namun penyediaan swap line sudah dalam jumlah besar kepada negara lain.

"Untuk ini yang disepakati adalah repo line. Ini namanya FIMA atau facility for foreign and international monetary authorities," tuturnya.

Meski demikian, Perry menegaskan bahwa repo line tersebut tidak serta merta langsung digunakan untuk menambah cadangan devisa RI. Sebab, kebijakan Repo line itu merupakan bagian dari skenario terburuk, jika diperlukan.

"Memang belum rencana untuk digunakan, tapi untuk worst case. Kami juga ada Repo line bisa sampai US$ 2 miliar, Singapura US$ 3 miliar, bank-bank lain US$500-1 miliar. Ini kalau perlu likuiditas dolar baru digunakan," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X