IPW: Penangkapan Djoko Tjandra Tak Ada Kaitannya dengan Bursa Kapolri Baru

- Minggu, 2 Agustus 2020 | 10:39 WIB
Djoko Tjandra di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/7/2020). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)
Djoko Tjandra di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/7/2020). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)

Setelah Djoko Tjandra berhasil ditangkap oleh Kepolisian Diraja Malaysia, muncul spekulasi di tengah tubuh institusi Polri menyangkut bursa calon Kepala Polri baru.

Kasus maupun penangkapan buronan kasus Bank Bali itu dikait-kaitkan dengan calon Kapolri pengganti Idham Azis.

Namun, menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, hal itu sama sekali tidak bersangkut paut, terutama karena pergantian kapolri masih lama. 

"Situasinya jauh panggang dari api. Apalagi IPW mendapat informasi bahwa calon kapolri ke depan yg akan dipilih presiden dari kalangan bintang dua dan proses suksesinya satu paket dengan calon wakapolri. Memang informasi yang diperoleh IPW ini kembali kepada situasi aktual dan menjadi hak prerogatif presiden," kata Neta kepada Indozone.id, Minggu (2/8/2020).

-
Djoko Tjandra (tengah) menandatangani berita acara penyerahterimaan kepada Kejaksaan Agung di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/7/2020). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)

Argumen lain yang menjadi dasar asumsi IPW adalah bahwa Djoko Tjandra ditangkap oleh polisi Malaysia, bukan Polri, sehingga anggapan soal adanya pihak yang "cari muka" tidak masuk akal.

"Penangkapan Joko Tjandra tidak ada kaitannya dengan bursa Kapolri. Apalagi penangkapan buronan kakap itu yang melakukan adalah pihak Kepolisian Diraja Malaysia, yang kemudian diserahkan kepada Polri," kata Neta.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit sendiri telah menyampaikan terima kasihnya kepada Kepolisian Diraja Malaysia karena sudah menangkap Djoko Tjandra. Namun entah mengapa dan entah bagaimana, media memberitakan seolah-olah Djoko Tjandra ditangkap Polri.

"Dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada Kepolisian Diraja Malaysia yang membantu kita dalam proses penangkapan, pengembalian Djoko Tjandra," ujar Listyo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Kamis (30/7/2020).

Karena itu, IPW memberi apresiasi kepada Kepolisian Diraja Malaysia yang telah menyerahkan buronan kelas kakap itu kepada Polri. 

"Kerjasama yang ditunjukkan pihak Malaysia dengan indonesia ini patut dicontoh Polri ke depan, khususnya NCB Interpol Polri dalam melakukan lobi ke negara-negara lain yang terdapat buronan koruptor bersembunyi di sana," kata Neta.

Djoko Tjandra memang sudah ditangkap, namun hingga kini masih ada 38 buronan lagi di luar negeri, di antaranya bos Gajah Tunggal Syamsul Nursalim dan Itji Nursalim yang saat ini diduga bersembunyi di Shanghai Cina. 

"Artinya, kerjasama internasional pasca tertangkap Joko Tjandra perlu dilanjutkan, sehingga Polri bisa segera menangkap buronan lainnya," kata Neta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X