35 Persen Warga Jakarta Ternyata Belum Nikmati Air Bersih, Ini Langkah Pemprov DKI

- Rabu, 23 Desember 2020 | 23:00 WIB
Ilustrasi Air Bersih (Foto: Pixabay/Kaboompics)
Ilustrasi Air Bersih (Foto: Pixabay/Kaboompics)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PAM Jaya mengakui bahwa hingga pihaknya baru mencukupi 65% penyaluran air bersih bagi warga Ibukota. Sehingga, masih terdapat 35% warga yang belum menikmati air bersih.

Mengenai hal tersebut, Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo menyebutkan kalau pihaknya, secara kapasitas memiliki 20.727,5 liter per second (LPS), dan dengan panjang pipa 11.900 kilometer.

"Pelanggan PAM saat ini sampai dengan Oktober sebanyak 888.342 pelanggan. Dengan jumlah pelanggan ini, coverage kita masih di angka 65 persen," ujar Bambang dalam diskusi virtual 'Balkoters Talks', Rabu (23/12/2020).

Untuk memenuhi cakupan layanan air bersih kepada warga DKI Jakarta, Bambang pun mengungkapkan, PAM Jaya memiliki lima cara agar bisa terlayani hingga 100%, dan memastikan keberlanjutan air di DKI.

Pertama, PAM Jaya tengah menambah pasokan air baku dengan memperbanyak water treatment plant (WTP) PAM Jaya, yang terdiri dari SPAM Ciliwung sebanyak 200 LPS, SPAM hutan kota sebesar 500 LPS, SPAM Pesanggrahan sebesar 750 LPS, dan uprating di Buaran 3 sebanyak 3000 LPS.

BACA JUGA: Baru Pertama Kali Mandi dengan Air Bersih, Reaksi Bocah asal Kamerun Ini Bikin Terharu

Kemudian selanjutnya, pasokan air curah (SPAM regional) yang berasal dari kegiatan strategis nasional, seperti SPAM Jatiluhur 4.000 sebanyak LPS dan SPAM Karian sebanyak 3.200 LPS.

Ketiga, PAM Jaya tengah menuntaskan pekerjaan rumah (PR) soal kebocoran air atau non revenue water (NRW). Cara yang dilakukan adalah rehabilitasi dan perbaikan layanan serta distribusi perpipaan, pencegahan jaringan pipa ilegal, meter replacement, dan district metered area.

"Kita harus menurunkan NRW supaya kita bisa menambah pasokan itu sendiri yang saat ini sudah ada ada airnya tapi terbuang," ungkapnya.

Keempat, PAM Jaya berupaya untuk menghemat air Dengan memindahkan air tanah ke dalam air minum perpipaan. Sebab, aspek lingkungan menjadi terganggu ketika terjadi ekstraksi air tanah secara besar besaran.

"Terakhir edukasi kepada warga soal penghematan air dan pemindahan dari air tanah dalam ke air minum perpipaan yang dilayani PAM Jaya. Sebab, meskipun suatu daerah masih memiliki air tanah dengan kualitas bagus, tapi tidak ada jaminan kualitas tersebut dapat bertahan lama," tandas Bambang.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X