Disinggung Soal Doa Lintas Agama Saat Rapat Bareng DPR, Menag Yaqut: Disuruh Doa Kok Ribut

- Kamis, 8 April 2021 | 18:24 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pandangannya saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (8/4/2021). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pandangannya saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (8/4/2021). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Gerindra Jefri Romdonny menyinggung ihwal pemnacaan doa lintas agama yang sempat dikatakan oleh Menteri Agama Yaqut Qoilil Qoumas atau Gus Yaqut. Menurut Jefri, alangkah baiknya wacana doa lintas agama ini dapat dikaji terlebih dahulu. 

“Mengenai setiap doa dibacakan dalam setiap kegiatan saya rasa mungkin kalau hendak menyebut seperti itu ya setidaknya dikaji dulu dampaknya terlebih dahulu," kata Jefri dalam rapat kerja dengan Menteri Agama, Kamis (8/4/2021).

"Walaupun mungkin pak menteri bener itu kan Kementerian Agama, ya berarti di dalamnya penuh dengan agama kalau memang doa dibacakan dalam satu agama saya rasa mungkin ini lebih bijak kalau misalnya tinggal disebutkan, yang beragama lain harapan menyesuaikan sesuai dengan ajarannya masing-masing,” sambungnya.

Merespon hal tersebut, Menag Yaqut kemudian merasa heran ihwal doa lintas agama ini. Menurut dia sejatinya tak ada yang salah dengan doa ini.

“Jadi salahnya doa ini apa sih? Orang disuruh doa kok ribut, salahnya doa ini apa? Ini pertanyaan saya, saya boleh dong nanya. Salah doanya apa, kan enggak ada salahnya,” tutur Yaqut.

Ia menceritakan, wacana doa lintas agama ini mulanya ketika Kementerian Agama melakukan rapat kerja nasional. Di situ dihadiri tidak hanya pegawai yang beragama Islam saja, namun juga beberapa agama lainnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Terjadi Kebakaran Besar di Tanah Abang

Lantas, kata Gus Yaqut, dirinya mempunyai asumsi jika seseorang dengan Tuhannya maka akan jauh dari tindakan yang buruk seperti koruptif dan lainnya.

“Pada waktu itu saya hadir di pembukaan dan doa yang dibacakan hanya doa dalam Islam. Doanya disampaikan dengan cara Islam. Nah saya berpikir gini, masa sih yang disuruh korupsi menjauhi birokrasi melayani dirinya sendiri cuma muslim saja,” urainya.

“Sementrara ada pegawai bukan muslim, kadi kita harus dorong juga temen-teman yant islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu berdoa agar mereka ingat tuhannya,” tambah Gus Yaqut.

Lebih lanjut Gus Yaqut menekankan bilamana perkataan tersebut hanya sekedar asumsinya saja. Di sisi lain, dia menegaskan usulan tersebut semula hanya untuk dijajaran Kemenag dan tidak akan pernah dipraktikan dalam acara kenegaraan.

“Ya dan itu hanya berlaku di Kementerian Agama, pas rakernas dimana semua pegawai ikut. Dan saya tidak pernah mencoba merubah misalnya praktek doa di acara kenegaraan tidak,” tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X