Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil Rapat Koordinasi yang membahas tentang kondisi sektor keuangan pada kuartal I-2020.
Ia mengungkap, stabilitas sistem keuangan Indonesia saat ini dalam kondisi 'waspada'. Hal ini berbeda dengan status pada kuartal sebelumnya yang berstatus 'normal'.
"Stabilitas sistem keuangan sampai akhir Maret itu dalam tingkatan waspada. Ini yang menyebabkan kita melakukan beberapa kali rapat dengan kabinet yang menjadi landasan penyusunan Perppu No 1/2020," ujar Sri Mulyani yang juga merupakan Menteri Keuangan RI, dalam video conference hari ini, Senin (11/5/2020).
Namun demikian, Sri Mulyani yang juga pernah menjadi Managing Director Bank Dunia itu mengatakan, perintah cukup optimistis bahwa selepas kuartal I-2020 mendatang, situasi ekonomi Indonesia akan berangsur membaik, seiring dengan berbagai stimulus yang sudah disebar pemerintah.
"Namun kami tetap waspada," tegasnya.
Salah satu wujud dari stabilitas di pasar keuangan adalah lelang obligasi pemerintah yang tetap diminati pelaku pasar. Tercatat dalam lelang 5 Mei lalu, pemerintah menyerap Rp5,5 triliun dalam lelang pertama dan Rp2,2 triliun dalam lelang tambahan pada 6 Mei.
"BI (Bank Indonesia) juga melakukan private placement, sehingga total ada Rp11,5 triliun," tuturnya.
Menurut Sri Mulyani, langkah Presiden yang menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu) No 1/2020 dianggap positif oleh pelaku pasar. Sebab regulasi tersebut memberikan kewenangan bagi tiap institusi untuk bergerak menangani dampak dari pandemi Corona, dengan tupoksinya masing-masing.
"Kita melakukan mekanisme sesuai Perppu dan menimbulkan ketenangan di market, sehingga situasi kondusif," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
