Butuh Skill Public Speaking yang Baik untuk Sadarkan Warga soal Kebersihan Lingkungan

- Sabtu, 13 November 2021 | 15:05 WIB
Petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membersihkan aliran sungai Mookervart, Cengkareng, Jakarta. (ANTARA FOTO/Fauzan)
Petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membersihkan aliran sungai Mookervart, Cengkareng, Jakarta. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dalam hal mensosialisasikan suatu gerakan termasuk gerakan kebersihan lingkungan, tentunya selalu ada kendala salah satunya poses penyampaian pesan. Ketika pesan yang disampaikan tidak ditangkap dengan baik, tentunya akan berdampak pada isi pesan itu sendiri yang akhirnya tidak tertangkap dan dimenegerti.

Hal inilah yang membuat Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melakukan pelatihan public speaking bagi Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Pendamping RW. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Masyarakat (PM).

Salah satu pemateri, Arvin Hadrian menilai bahwa persoalan pengelolaan sampah merupakan masalah lasik yang di hadapi berbagai negara tidak terkecuali di Indonesia. Masalah sampah ini, tentunya menjadi perhatian khusus pemerintah.

“Pertambahan pendudukan dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang menimbulkan bertambahnya volume dan jenis sampah,” jelas dosen Universitas BSI ini via Zoom, Sabtu (13/11/2021).

Olehnya itu Arvin menilai pentingnya pendekatan komunikasi yang tepat ke masyaakat agar  sadar akan kebersihan lingkungan sekitarnya. Serta ada dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungannya.

“Kegiatan komunikasi lingkungan bisa dilaksanakan dengan menggunakan metode komunikasi massa dan komunikasi personal,” ujarnya.

Persoalan komunikasi ke masyarakat ini memang diakui menjadi masalah tersendiri oleh pihak terkait. Seperti yang diungkapkan Binsar Siregar dari Sudin DLH Jakarta Pusat. Ia mengatakan, terkadang apa yang disampaikan mendapat respon atau pertanyaan di luar konteks dari masyarakat.

“Kadang-kadang audiens kita ini selalu memaksakan apa yang ada di pikirannya. Seolah-olah, udahlah gak usah diomongin itu, saya lebih hebat dari Anda. Perlu juga mungkin, strategi apa sih yang bisa dilakukan oleh kita yang menyampaikan informasi bisa tersampaikan dan audiens juga tdak kecewa dengan jawaban yang mereka terima,” ungkap Binsar.

Permasalahan public speaking ini diulas oleh salah satu pemateri Ita Suryani yang juga merupakan dosen di Universitas BSI. Ia mengungkapkan setiap orang tentu punya beberapa masalah terhadap komunikasi di depan banyak orang yakni tidak percaya diri.

“Modal awal tentunya harus ada kepercayaan diri. Memang terkadang ada audiens yang merasa jauh lebih hebat, lebih tahu dan lebih mengerti dari kita ebagai pembicara. Namun kita harus percaya diri bahwa ini adalah panggung dan momen kita sebagai pembicara untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat,” ujar Ita.

-
Pemateri Ita Suryani sedang menjawab pertanyaan dari pihak Sudin DLH Jakarta Pusat, Binsar Siregar, Sabtu (13/11/2021) melalui aplikasi Zoom.

Namun, yang terpenting juga, kita jangan terlalu overatau berlebihan. Dimana merasa paling tahu dan paling benar dari yang lain.

“Terkadang kalau kita terlalu over, audiens itu jadi malas mendengar dan memperhatikan. Berlebihan ini tidak hanya dari cara bicara, tapi juga sikap dan penampilan,” terangnya.

Yang terpenting, lanjut Ita, percaya kepada diri sendiri bahwa apa yang dilakukan akan berhasil. Itu menjadi salah satu kunci utama ketika seseorang akan berbicara di depan umum.

Sekedar di ketahui, kegiatan PM Universitas BSI ini akan diselenggarakan selama 2 hari yakni Sabtu hingga Minggu (13-14/11/2021).

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X