Ajaib, Neraca Perdagangan Maret 2020 Surplus di Tengah Isu Pandemi Corona

- Rabu, 15 April 2020 | 12:24 WIB
Ilustrasi informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Foto ANTARAMuhammad Adimaj)
Ilustrasi informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Foto ANTARAMuhammad Adimaj)

Di tengah situasi pandemi virus corona (COVID-19) yang melanda, Indonesia justru mencatat surplus neraca perdagangan pada Maret 2020. Ajaibnya, nilai surplus tersebut bahkan lebih tinggi dari ekspektasi.

Hal itu dilaporkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers virtual hari ini, Rabu (15/4/2020).

Suhariyanto memaparkan, nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$ 14,09%. Turun tipis -0,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan hasil konsensus pasar yang memperkirakan penurunan mencapai -6,5%.

Sementara nilai impor tercatat US$ 13,35 miliar, turun -0,75% dibandingkan periode yang sama pada 2019. Juga lebih landai ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di angka -8,24%,

-
Ilustrasi alat berat saat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Peti Kemas. (Foto ANTARAArnas Padda)

Kondisi ini membuat neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$740 juta. Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar US$544 juta.

Neraca perdagangan selama kuartal I 2020 tersebut juga jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2019 yang mencatatkan defisit USD 62,8 juta.

"Ini menggembirakan, di tengah situasi yang tidak menentu (akibat virus corona). Tapi kita perlu mewaspadai komposisi impor kita Januari-Maret, impor bahan baku turun, impor barang modal turun, yang kemungkinan besar akan berpengaruh ke sektor industri perdagangan, dan investasi," ujar Suhariyanto.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X