Belum Siap New Normal, Jakarta Bisa Kena Virus Corona Gelombang Kedua

- Minggu, 5 Juli 2020 | 13:41 WIB
Petugas medis mengambil sampel saat menggelar tes swab Covid-19 di Pasar Tasik, Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas medis mengambil sampel saat menggelar tes swab Covid-19 di Pasar Tasik, Jakarta. (INDOZONE/Arya Manggala)

Indeks persepsi risiko warga DKI Jakarta pada New Normal dalam penelitian lembaga Social Resilience Lab, Nanyang Technological University menunjukan angka rendah pada kondisi DKI Jakarta saat ini untuk menerapkan New Normal. Angkanya hanya 3,30 dari angka 5 sebagai batasan.

Hal ini menunjukan bahwa kebijakan New Normal saat ini masih prematur dan jika dipaksakan bisa jadi Jakarta akan mengalami gelombang kedua Covid-19. Hal ini diungkapkan Peneliti Social Resilience Lab, Nanyang Technological University, Sulfikar Amir dalam diskusi webinar bertajuk Indeks Persepsi Risiko dan kelurahan DKI Jakarta.

"Jadi memang kita lihat secara keseluruhan hasil survei ini, menunjukan masyarakat DKI itu belum siap new normal. Kapan Jakarta masuk New Normal? kita juga gak tahu. Jadi mugngkin kita akan melakukan pengukuran lagi. Dua atau tiga bulan lagi, tergantung kita lihat kebutuhannya seperti apa," kata Sulfikar di Jakarta, Minggu (5/7/2020).

Survei ini menurutnya hanya mengukur kondisi masyarakat saat ini dan tidak untuk memprediksi Covid-19 akan berlangssung sampai kapan. Indeks Persepsi Risiko menjadi tolok ukur untuk melihat kondisi masyarakat.

"Soal kapan tepatnya new normal, itu sangat tergantung dari pemerintah, lalu keterlibatan warga dalam membantu satu sama lain untuk saling menjaga agar semuanya cepat pulih dan lebih baik dari saat ini," ujarnya.

Meskipun demikian dari hasil survei dengan begitu banyak penambahan kasus dan tingkat aktivitas sosial ekonomi yang tinggi bisa jadi akan berdampak pada gelombang kedua Covid-19.

"Kalau melihat kondisi sekarang, bila new normal itu dipaksakan, dalam arti aktivitas sosial dan ekonomi itu kembali di buka, walaupun ada beberapa perubahan dan kebijakan baru yang diterapkan. Tetapi dengan tingkat persepsi risiko yang rendah ini, kemungkinann Jakarta mengalami gelombang ke dua cukup besar," tukasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X