Seorang wanita berinisial LHI mengalami pemerasan dan pelecehan seksual ketika menjalani tes cepat (rapid test) COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saat hendak terbang ke Nias, pada Minggu, 13 September 2020.
Karena trauma dan guncangan jiwa, wanita itu baru bisa membagikan pengalaman traumatis itu lima hari kemudian, 18 September 2020, melalui akun Twitter-nya @listongs.
PEMERASAN DAN PELECEHAN SEKSUAL OLEH DOKTER RAPID TEST DI BANDARA SOEKARNO HATTA, TERMINAL 3
— lism (@listongs) September 18, 2020
[A THREAD]
Ia mengaku sempat takut untuk membagikan pengalaman itu. Namun setelah dipertimbangkannya, terutama karena laporannya ke pihak bandara belum diproses, ia akhirnya menulis pengalaman buruk itu di Twitter.
sebenernya dari kemarin2 mau bikin thread ini maju-mundur, takut kenapa2. tapi karena laporan aku belum ada yang diproses, jadi yaudah lapor ke netizen aja
— lism (@listongs) September 18, 2020
Berikut penuturannya:
Pada hari minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara.
Pada hari minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara.
— lism (@listongs) September 18, 2020
flightku jam 6 pagi, jadi sekitar jam 4 pagi aku udah sampai terminal 3 untuk melakukan rapid test. Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh bandara soetta (bukan yang dari traveloka/tiket.com)
flightku jam 6 pagi, jadi sekitar jam 4 pagi aku udah sampai terminal 3 untuk melakukan rapid test. Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh bandara soetta (bukan yang dari traveloka/tiket.com)
— lism (@listongs) September 18, 2020
Aku sebelum rapid udah percaya diri banget kalau hasilnya non reaktif baik Ig M maupun Ig G nya, karena aku baru pulang dari westen australia 6 hari sebelumnya. di WA, community case nya sudah 0 selama berbulan-bulan.
aku sebelum rapid udah percaya diri banget kalau hasilnya non reaktif baik Ig M maupun Ig G nya, karena aku baru pulang dari westen australia 6 hari sebelumnya. di WA, community case nya sudah 0 selama berbulan-bulan.
— lism (@listongs) September 18, 2020
Misalpun aku kena covid di jakarta, aku mikirnya ga mungkin anitbody aku udah kebentuk dalam waktu 6 hari. tapi setelah dipanggil masuk untuk mengambil hasil rapid test, dokter nya bilang Ig G aku reaktif. aku bingung aja hah kok bisa sih tapi yaudahlah.
misalpun aku kena covid di jakarta, aku mikirnya ga mungkin anitbody aku udah kebentuk dalam waktu 6 hari. tapi setelah dipanggil masuk untuk mengambil hasil rapid test, dokter nya bilang Ig G aku reaktif. aku bingung aja hah kok bisa sih tapi yaudahlah