Kritik Pernyataan Soal Kemenag Hadiah Negara untuk NU, PAN Minta Menag Yaqut Minta Maaf

- Senin, 25 Oktober 2021 | 10:47 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Instagram/@gusyaqut)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Instagram/@gusyaqut)

Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) sebagai hadiah khusus dari Pemerintah Republik Indonesia untuk Nahdlatul Ulama (NU) mendapatkan banyak sorotan.

Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan dirinya sangat menyayangkan hal tersebut, sebab tidak sepantasnya pernyataan tersebut disampaikan oleh pejabat negara karena selain tidak memiliki landasan historis yang benar ucapan itu bisa menimbulkan sikap eksklusivitas di tengah masyarakat.

"Dikhawatirkan akan mendorong munculnya sekelompok orang tertentu yang merasa lebih hebat dari kelompok lainnya," kata Saleh kepada Indozone, Senin (25/10/2021).

Saleh memandang jikalau Kementerian Agama disebut hadiah bagi NU, terkesan bahwa Menag Yaqut ingin mengatakan, bahwa kementerian agama hanya milik NU saja. Kelompok lain hanya pelengkap dan bagian yang diatur. Tidak memiliki peran dan partisipasi apa pun dalam konteks membangun kehidupan umat beragama di Indonesia.

"Faktanya, ada banyak ormas dan elemen umat Islam yang sama-sama ikut berjuang untuk kemerdekaan, untuk persatuan Indonesia. Sejatinya, semua kelompok itu sama di mata hukum dan pemerintahan. Termasuk dalam hal ini, seluruh umat beragama yang ada di Indonesia. Mereka adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Indonesia," tutur Saleh.

Baca Juga: KPI Tolak Biayai Pengobatan Psikater Terduga Korban Pelecehan dan Bullying

Ia memandang pernyataan Menag Yaqut seperti ini tentu sangat tidak bijak. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat memberikan teguran dan peringatan. Sebab, pernyataan-pernyataan seperti ini dapat menjadi preseden buruk di kemudian hari. Lalui jika itu terjadi, akan menyisakan banyak persoalan kebangsaan yang tidak mudah diselesaikan.

"Bisa saja akan muncul elemen dan ormas lain yang mengklaim mendapat hadiah kementerian lain. Misalnya, mendapat hadiah kementerian pendidikan, kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan lain-lain. Dengan begitu, persoalan akan menjadi pelik dan runyam," harap Saleh.

"Karena itu, klaim-klaim seperti ini harus dihentikan agar semua pihak merasa nyaman dan tidak terganggu. Harus dipastikan bahwa kementerian agama adalah milik semua rakyat," imbuhnya.

Lebih jauh untuk mengakhiri polemik dan kontroversi ini, Saleh meminta agar Menag Yaqut segera menyampaikan permohonan maaf. Atau paling tidak meluruskan mispersepsi yang sempat muncul di tengah masyarakat. Sebab menurut Saleh hal itu adalah sikap terbaik yang perlu dicontohkan oleh para tokoh dan pejabat kita.

"Sebaiknya, minta maaf saja. Atau meluruskan mispersepsi yang ada. Itu tidak akan mengurangi apa pun. Justru, bisa menaikkan wibawa dan sikap kenegarawanan," tegas Saleh.

Sejalan dengan itu, Menteri Agama diminta untuk bekerja lebih sungguh-sungguh mengurus persoalan umat. Akan lebih produktif, jika energi yang ada dipergunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan agama, kualitas pelayanan haji, peningkatan toleransi dan hubungan antara umat beragama, dan banyak lagi aspek kehidupan keagamaan lainnya.

"Pejabat publik semestinya menghindari wacana, narasi, dan perdebatan yang tidak perlu. Sebaliknya, para pejabat publik harus berdiri di barisan terdepan untuk merangkul seluruh komponen anak bangsa," tutup Saleh.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X