Terungkap! Pangeran Yordania Sempat Minta Dukungan Saudi untuk Lengserkan Raja Abdullah II

- Selasa, 15 Juni 2021 | 19:23 WIB
Pangeran Yordania. (Screenshoot Youtube).
Pangeran Yordania. (Screenshoot Youtube).

Sebuah dokumen pengadilan Yordania mengungkapkan keinginan Pangeran Hamzah bin Hussein agar bisa melengserkan Raja Yordania Abdullah II. Dalam dokumen tersebut, ia juga sempat minta dukungan dari Arab Saudi

Dokumen ini masih terkait kasus dugaan konspirasi mendestabilisasi keamanan Yordania, seperti yang dikutip dari AFP, Selasa (15/6/2021). Hal itu diungkapkan dalam dokumen dakwaan untuk dua terdakwa kaki tangan dalam kasus konspirasi mendestabilisasi keamanan Yordania.

Kedua terdakwa terdiri atas mantan kepala pengadilan Kerajaan Yordania, Bassem Awadallah, yang juga memegang kewarganegaraan Saudi dan mantan utusan khusus kerajaan, Sharif Hassan bin Zaid. Keduanya disebut memiliki hubungan dekat dengan Saudi.

Kedua terdakwa mulai diadili di pengadilan keamanan negara pada akhir bulan ini, dan terancam hukuman maksimum 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Dalam tanggapannya, otoritas Saudi membantah terlibat dalam plot mendestabilisasi keamanan Yordania itu. Setelah berita itu pertama mencuat, Saudi dengan cepat menyatakan 'dukungan penuhnya' untuk Yordania.

"Dan untuk keputusan dan langkah yang diambil oleh Raja Abdullah II dan Putra Mahkota Hussein untuk menjaga keamanan dan stabilitas," demikian pernyataan Saudi.

Baca Juga: Penyakit Kulit Misterius Ditemukan pada Hiu Karang, Diduga karena Air yang Lebih Hangat

Sementara Pangeran Hamzah tidak akan disidang, dugaan perannya dalam kasus ini menjadi pusat dalam persidangan.

"Pangeran Hamzah bertekad untuk memenuhi ambisi pribadinya untuk berkuasa, yang melanggar konstitusi dan adat Hashemite," demikian bunyi penggalan dakwaan dalam kasus ini.

"Agar berhasil, dia berupaya mengeksploitasi kekhawatiran dan persoalan populasi dan membangkitkan hasutan dan rasa frustrasi dalam masyarakat," imbuh dakwaan itu.

Salah satu terdakwa, Awadallah, disebut beberapa media Yordania sebagai sosok yang dekat dengan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Dakwaan itu menyebut Awadallah 'dekat dengan sejumlah pejabat Kerajaan Arab Saudi' dan memiliki jaringan kontak di luar negeri.

Menurut dakwaan tersebut, Pangeran Hamzah dilaporkan khawatir soal perilaku Saudi. 

"Jika sesuatu yang buruk terjadi pada saya di Yordania, apakah para pejabat Saudi membantu saya atau tidak?" ucap Pangeran Hamzah saat bertanya kepada Awadallah seperti tertuang dalam dokumen dakwaan.

Dalam pernyataannya pada April lalu, Pangeran Hamzah yang dilucuti dari gelar Putra Mahkota Yordania oleh Raja Abdullah II pada tahun 2004 lalu, ini membantah telah melakukan konspirasi, tetapi menuduh para pemimpin Yordania tidak mampu menjalankan pemerintahan dan melakukan korupsi.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X