Dinilai tak menguntungkan, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak tak sepakat dengan pengajuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT. Jakarta Tourisindo senilai Rp47 miliar untuk perbaikan alat produksi Grand Cempaka Resort.
Sebelumnya, BUMD yang mengelola aset hotel di Jakarta ini dilaporkan mendapatkan PMD senilai Rp92 miliar dengan rincianya Rp47 miliar untuk perbaikan alat produksi Grand Cempaka Resort, Rp30 miliar untuk perbaikan d'Arcici Cempaka Putih dan Rp14 miliar untuk perbaikan alat produksi d'Arcici.
"Saya tidak sepakat kalau bapak bilang Rp47 miliar itu untuk pembangunan fisik. Harusnya ada analisa terlebih dahulu, apakah kalau ini diperbaiki ini bisa meningkatkan bisnis?," ujarnya dalam rapat komisi B dengan beberapa BUMD DKI Jakarta, Rabu (6/11).
Hal senada juga awalnya juga diungkapkan oleh anggota komisi B lainnya dari fraksi PDIP, Maruara Siahaan. Ia sepakat dengan permodalan ini, tetapi Pemprov DKI Jakarta juga harus menerima keuntungan. Sementara, JakTour tercatat masih mengalami kerugian sampai Rp14 miliar di tahun 2017.
"Iya kita harus pastikan dulu, ini kalau diberikan pengawasan, kalau bisa bapak dapat untung apa?," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama JakTour, Geraard Jeffrey Zacharias Rantung berkilah, pihaknya tak bisa meningkatkan profit jika beberapa aset yang dimiliki justu rusak. Ia bahkan mengakui bahwa seragam pegawai di hotel tak pernah ada pembaruan.
"Saya tahu dalam hal ini tak hanya gaji yang saya pertimbangkan, tapi kalau seragam pegawai juga tak pernah diganti, bagaimana bisa meningkatkan pelayanan?," ungkapnya.
Namun, akhirnya anggaran ini disepakati melihat pengajuan ini sudah pernah dibahas dalam APBD perubahan 2019.
(NS)
