Belum genap satu tahun kawasan Kayutangan Heritage Malang diresmikan, tetapi kondisi sejumlah fasilitasnya sudah memprihatinkan. Beberapa bangku tamannya mulai rusak. Dari pantauan Tim Z Creators, Bhekti Setyowibowo, beberapa kayu dan besi pangait bangku taman mulai lepas. Bahkan besi sandaran bangkunya juga ada yang patah.
Berjalan menyusuri Kayutangan Heritage, Bhekti juga mendapati lampu hias dengan ornamen khas Jawa, rusak. Padahal lampu penerangan ini menelan anggaran lebih dari Rp1 miliar.
Bhekti juga merasakan kurang nyaman ketika menyusuri jalur pedestrian. Jalur yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki “direbut” oleh pemilik kedai yang sengaja menggelar meja dan kursi di sepanjang trotoar atau di depan kedai mereka.
Kawasan Kayutangan sendiri merupakan kawasan heritage dan menyimpan jejak area perdagangan era kolonial di Malang. Setelah peremajaan dan rekonstruksi, Kawasan Kayutangan menjadi lebih “hidup” dan lebih segar, bak trotoar di Malioboro, Yogyakarta.
Kayutangan Heritage pun menjelma menjadi ikon kota Malang dan tempat nongkrong anak muda Malang. Pekan lalu, Kayutangan Heritage bahkan ikut terjangkit “virus” Citayam Fashion Week. Lewat Kayutangan Street Style, event ini digaungkan sejak Jumat (23/7/2022).
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh tiga anak muda asal Malang yakni Rulli Suprayugo, Belinda Ameliyah, dan Reza Wu. Mereka ingin Kayutangan Heritage menjadi tempat warga Malang berekspresi lewat fashion.
Kala itu, trotoar hingga beberapa titik zebra cross mendadak menjadi area catwalk, ketika lampu merah menyala.
Meski kerusakan fasilitas belum tentu berasal dari kegiatan ini, namun ada baiknya event semacam ini juga menyelipkan misi untuk tetap menjaga fasilitas publik, agar nyaman untuk semua.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
