Sampai saat ini, polisi masih memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Namun, pemburuan tersebut tampaknya memakan waktu yang tidak sebentar mengingat lokasi kelompok teroris tersebut sulit dijangkau.
Pihak Polri sendiri mengatakan bahwa lokasi kelompok MIT tersebut sebenarnya sudah diketahui. Kelompok teroris tersebut berada di kawasan pegunungan dan berbukit-bukit. Lokasi ini sulit dijangkau oleh orang awam.
Selain itu, lokasi persembunyian kelompok tersebut juga memiliki kadar oksigen yang rendah. Ditambah lagi mereka aktif berpindah-pindah. Karena itu, butuh sumber daya yang besar untuk menangkap kelompok MIT Poso tersebut.
"Jadi memerlukan sumber daya yang besar, artinya personelnya, membutuhkan sumber daya yang besar fisik, personel, logistiknya, peralatannya membutuhkan sesuatu yang besar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, 4 petani tewas usai dibunuh oleh kelompok teroris MIT di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021). 4 petani tersebut merupakan warga Desa Kalimago. Salah satu korban ditemukan dengan kondisi kepala terpenggal.
"Pemerintah akan menindak tegas pelaku dan organisasi teroris di Indonesia, baik di Poso, Papua, dan tempat lain di Indonesia," ujar Jaleswari, dikutip dari Antara, Kamis (13/5/2021).
Saksi melaporkan bahwa pelaku tindakan keji ini adalah Qatar bersama 4 orang teroris lainnya yang merupakan anggota organisasi teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
MIT sendiri memang kerap kerap melakukan teror dengan membunuh warga setempat.
Hingga saat ini Tim Komando Operasi Gabungan Khusus dari sejumlah satuan elit TNI dan polisi masih terus memburu kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT). Operasi ini bersandi Madago Raya.
