Tak Sependapat dengan Menag Yaqut, PBNU: Kemenag Hadiah Negara untuk Semua Agama

- Senin, 25 Oktober 2021 | 17:56 WIB
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini. (photo/Instagram/@ahmadhelmyfaishalzaini)
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini. (photo/Instagram/@ahmadhelmyfaishalzaini)

Beberapa waktu lalu, heboh pernyataan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menyebut, Kemenag merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU). Terkait hal itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan pandangan berbeda.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menegaskan, Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama, bukan untuk NU atau umat Islam saja.

"Pertama adalah bahwa Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam," ujar Helmy Faishal dalam keterangannya, melansir Antara, Senin, 25 Oktober 2021.

Helmy mengatakan, NU memang berperan besar dalam menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Akan tetapi, hal itu tak menjadikan NU paling berkuasa atas Kementerian Agama.

Bahkan, peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah.

"Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam privilege dalam pengelolaan kekuasaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan)," kata dia.

Ia menambahkan, semua elemen sejarah bangsa memiliki peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama, dan golongan yang dibalut Bhinneka Tunggal Ika.

Lebih lanjut katanya, prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan kepemimpinan yang harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan.

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," katanya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X