Pakar hukum pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji menilai, keputusan polisi untuk menembak mati wanita yang menyerang Mabes Polri sudah sangat tepat. Sebab apa yang dilakukan wanita bernama Zakiah Aini itu sangat membahayakan keamanan sehingga tak perlu diberi peringatan.
"Tapi deadly shot (tembak mati). Ini berlaku universal. Tindakan ini sangat dibenarkan secara hukum," kata Indriyanto Seno Adji kepada wartawan, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, Mabes Polri sebagai objek vital harus mendapat pengamanan ekstra. Tindakan tegas berbasis deadly shot merupakan peringatan tegas bagi teroris sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Ini menjadi sinyal bahwa teroris sebagai musuh publik yang tindakannya sebagai kejahatan kemanusiaan," ucap Indriyanto.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pakar hukum Petrus Selestinus. Teroris di Mabes Polri sangat membahayakan keselamatan, karena menodongkan senjata ke polisi.
"Keputusan polisi menembak mati sudah tepat," ujar Petrus.
Petrus menuturkan, Undang-Undang Kepolisian memberi wewenang kepada polisi bahwa dalam keadaan tertentu polisi dapat bertindak berdasarkan penilaian sendiri. Petrus yakin polisi sudah mempertimbangkan berbagai aspek, sebelum kemudian menembak mati teroris.
Seperti diketahui sebelumnya, seorang wanita bernama Zakiah Aini berusia 25 tahun melakukan penyerangan di halaman Mabes Polri kemarin sore. Ia sempat melepaskan enam kali tembakan dalam tiga kesempatan.
Polisi pun langsung melakukan tindakan tegas dengan menembak Zakiah Aini di lokasi. Ia tewas di tempat usai terkena tembakan di bagian dada.
