Ketahanan Pangan Indonesia Masih Bergantung pada Impor

- Selasa, 21 Juli 2020 | 11:08 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Dirut Bulog Budi Waseso, saat meninjau Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (18/3). (BPMI Setpres)
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Dirut Bulog Budi Waseso, saat meninjau Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (18/3). (BPMI Setpres)

Associate Center of Reform on Economics (CORE), Dwi Andreas, mengungkapkan bahwa saat ini ketahanan pangan Indonesia masih bergantung pada aktivitas impor pangan. Artinya, Indonesia belum mandiri dan bisa lepas dari impor.

"Jadi ini problemnya, ternyata ketahanan pangan kita itu ditentukan ditentukan oleh impor pangan," kata Dwi dalam diskusi virtual, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Dwi menjelaskan, fakta atau kondisi ini bisa dilihat dari aktivitas impor yang dilakukan Indonesia dalam empat tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Mulai sejak 2014 hingga 2018.

"Mengapa ketahanan pangan kita meningkat, ternyata hampir sama jawabannya, kalau kita lihat impor pangan empat tahun terakhir ini begitu tinggi lonjakannya. Tahun 2014 itu hanya 21,9,  tahun 2018 sudah 27,6 hampir 6 juta ton hanya dalam tempo sangat singkat," ujarnya.

-
Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Menurutnya, setelah beberapa kali Presiden Joko Widodo menyampaikan atau menyinggung terkait ini, perlahan impor mulai melandai dan ditekan sedikit. Sisi lain, saat ini posisi index ketahanan pangan Indonesia terus mengalami perbaikan beberapa tahun terakhir.

"Ketahanan pangan indonesia terus mengalami perbaikan di tahun terakhir ini walaupun sebelumnya tidak begitu bagus dari 70 justru turun ke 73, turun lagi ke 75 tahun 2015, tapi kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 75 tahun lalu menjadi 62," ungkapnya.

Dia menambahkan, jika dilihat indeks ketahanan pangan dunia, negara dengan indeks ketahanan pangan tertinggi adalah Singapura bahkan mengalahkan Amerika Serikat. Singapura merupakan negara yang 100% pangan yang dikonsumsi masyarakatnya impor. 

"Jadi korelasi antara ketahanan pangan dengan upaya kita untuk meningkatkan produksi, impor saja selesai sudah. Terkait ketahanan pangan, tapi ingat apa yang terjadi? Negara Timur Tengah dan Afrika Utara ketika terjadi lonjakan harga pangan dunia, hancur juga mereka terutama untuk negara-negara berkembang ini amat sangat berisiko kita menggantungkan pangan kita dengan impor," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X