Beberapa tempat kini telah disediakan sejumlah bilik disinfektan dan bisa digunakan oleh siapa pun. Bilik itu disebut-sebut bisa mensterilkan tubuh agar terhindar dari COVID-19.
Namun, belakangan ini organisasi kesehatan dunia (WHO) justru tidak merekomendasikan penggunaan bilik disinfektan tersebut.
Pihak WHO mengatakan bahwa penggunaan disinfektan belum diketahui efektivitasnya dalam mengendalikan penyebaran COVID-19.
Kandungan allkohol dan klorin yang terdapat di dalamnya disebut berbahaya jika mengenai mata dan mulut. Mata akan perih jika terkena alkohol 60%.
Maraknya pemasangan bilik disinfektan ini disebut hanya fenomena psikologis semata. Oleh karena itu, penggunaan bilik disinfektan tidak direkomendasikan.
Perlu diingat, disinfektan hanya disemprotkan ke permukaan benda mati saja, bukan ke tubuh manusia langsung.
Selain itu, disinfektan juga rentan terhadap orang-orang yang memiliki penyakit asma, kulit sensitif dan mata sensitif. Orang dengan kondisi tersebut dilarang dan berhak menolak untuk menggunakan bilik disinfektan.
Sebagai gantinya, WHO mengajak masyarakat untuk menerapkan hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit. Selain itu, masyarakat juga disarankan melakukan physical distancing (jarak fisik) untuk mencegah penularan.
