Cerita Sedih Tim Medis saat Merawat Pasien Virus Corona di Wilayah Konflik

- Jumat, 12 Juni 2020 | 10:06 WIB
Petugas medis memeriksa anak-anak dengan pengukur suhu tubuh.(msf.org)
Petugas medis memeriksa anak-anak dengan pengukur suhu tubuh.(msf.org)

Virus corona tengah menjadi mimpi buruk bagi masyarakat dunia. Dilaporkan, Jumat (12/6/2020), 7.502.278 kasus virus corona, dari data yang dihimpun John Hopkins University.

Virus corona juga telah mempengaruhi jutaan orang dan banyak organisasi. Salah satunya, dialami oleh Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas. Tim medis yang biasanya melayani wilayah yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan, seperti di wilayah konflik, merasakan dampak Covid-19.

MSF menemukan merawat pasien yang paling rentan, yaitu anak-anak, pengungsi, dan kelompok berisiko tinggi terkena Covid-19. Perawatan medis untuk wilayah yang tugas MSF dirasakan terdapat kesenjangan, khususnya mengenai fasilitas.

-
Tim medis dari MSF yang harus berjalan kaki saat bertugas.(msf.org)

Yuely Capileño, dokter dan rujukan medis proyek di Irak, mengungkapkan dalam keterangannya, lebih dari 4.800 kasus yang dikonfirmasi di wilayah tersebut. Sayangnya, pasokan obat pun terbatas.

Dia bercerita, “Kami tahu bahwa Covid-19 adalah sesuatu yang baru. Jadi, saat ini ada kesenjangan besar, khususnya obat untuk merawat pasien virus corona.”

“Kami membutuhkan fasilitas untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, dan peralatan perlindungan pribadi. Tapi dunia pun juga tengah kekurangan APD, apalagi kami. Jadi, kami harus berpikir rasional, tetap bisa bertugas tanpa membahayakan keselamatan staf yang menangani pasien juga. Kami harus kreatif dan banyak akal dalam membuat APD sendiri, khususnya pelindung wajah dan APD yang menggunakan jas hujan."

Kebijakan lockdown juga membuat tim medis ikut tersiksa. Selain kekurangan fasilitas, juga transportasi. Hal itu dialami Sharon Macaranas yang bertugas di Irak.

"Kami benar-benar berdedikasi untuk bekerja. Bahkan saat tidak ada mobil, terpaksa harus berjalan kaki. Ditambah lagi dengan pembatasan jam malam, atau lockdown, kami tetap bekerja," pungkasnya.

Sama seperti yang lain, dia berharap mimpi buruk soal virus corona ini bisa segera berlalu.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X