Dinas Pertanian Kendari Targetkan Petani Bisa Panen Tiga Kali Setahun

- Kamis, 27 Mei 2021 | 09:26 WIB
Ilustrasi: Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten kembali panen padi ditengah musim kemarau sehingga dapat menyumbangkan ketahanan pangan di daerah ini. (ANTARA/Mansyur S).
Ilustrasi: Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten kembali panen padi ditengah musim kemarau sehingga dapat menyumbangkan ketahanan pangan di daerah ini. (ANTARA/Mansyur S).

Dinas Pertanian Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menargetkan petani yang berada di kawasan pertanian Amohalo di Kecamatan Baruga bisa melakukan panen tiga kali dalam setahun.

Kepala Dinas Pertanian Kendari Sitti Ganef di Kendari, Kamis (27/05) mengatakan bahwa pihaknya akan mendapat bantuan agroklimat dari Kementerian Pertanian yang nantinya akan melihat keadaan iklim di Kota Kendari mengenai bulan basah dan bulan kering secara berurutan yang akan jadi acuan untuk kegiatan di sektor pertanian.

"Dalam waktu dekat pihak Kementerian akan datang untuk melihat proses-proses perairan kita ini supaya bisa panen tiga kali dalam setahun. Sebelumnya hanya dua kali setahun," katanya.

Selain itu, pihaknya mengaku terus mendorong petani supaya tetap produktif salah satunya di daerah persawahan Amohalo, Kecamatan Baruga dengan memberikan bantuan.

"Kita memberikan bantuan berupa traktor roda dua sebanyak 22 unit, traktor roda empat tujuh unit, pompa air 14 unit dan handsprayer (alat penyemprot) 26 unit," kata dia.

Ia mengatakan bahwa saat ini jumlah keseluruhan area pertanian di kota itu sekitar 11.000 hektare yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, hortikultura, termasuk peternakan, hanya saja belum dikelola secara keseluruhan.

Khusus di Kecamatan Baruga mempunyai potensi pertanian yang cukup besar sehingga dengan pemanfaatan lahan yang ada di daerah itu maka juga akan membantu perekonomian warga.

"Luas potensi lahan sawah 700 haktare, potensi pertanian sayur 33 haktare, lahan buah-buahan 215 hektare, dan lahan pertanian pangan seperti jagung, dan umbi-umbian sebesar 45 hekatare," jelasnya.

Walaupun demikian, Sitti menjelaskan bahwa petani di daerah tersebut masih memiliki kendala yang dihadapi yakni bendungan yang rusak berat, padahal merupakan satu-satunya bendungan sumber perairan sawah di daerah itu.

"Bendungannya sudah lama diperbaiki, tapi belum bisa terselesaikan sampai saat ini. Mudah-mudahan segera terselesaikan," kata Sitti menambahkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X