Kerusuhan di AS, Demonstran Banjir Dukungan dari Berbagai Belahan Dunia 

- Selasa, 2 Juni 2020 | 08:53 WIB
Aksi solidaritas untuk George Floyd (North Jersey)
Aksi solidaritas untuk George Floyd (North Jersey)

Kerusuhan di Amerika Serikat yang memprotes kematian George Floyd, pria berkulit hitam yang tewas di tangan polisi kian memanas. Aksi demonstran itu mendapat dukungan dari berbagai belahan dunia. 

Sejumlah warga Brasil, Kanada dan berbagai negara lainnya juga melakukan unjuk rasa serupa pada Minggu (31/5/2020). Sementara itu di London, ribuan pengunjuk rasa kumpul di tengah kota untuk menyuarakan dukungan mereka bagi demonstran di AS yang mengecam perilaku polisi sejak kematian George Floyd pekan lalu di Minneapolis, Minnesota. 

Demonstran di Denmark berpawai menuju Kedutaan Besar AS di Kopenhagen pada hari Minggu, sembari membawa poster dengan pesan-pesan seperti “Berhenti Membunuh Orang Kulit Hitam.” Di Jerman, demonstran membawa poster-poster bertuliskan, “Tangkap Polisi yang Bertanggung jawab,” dan “Siapa yang Harus Dipanggil sewaktu Polisi Membunuh?”

-
Aksi unjuk rasa di AS (Flipboard)

Di negara-negara dengan pemerintah yang otoriter, para pejabat mengkritik tindakan polisi, sementara media pemerintah memperlihatkan berbagai demonstrasi dalam konteks pemerintah AS yang mengeluhkan tindakan keras terhadap demonstran di negara-negara lain, seperti perlakuan Tiongkok terhadap demonstran prodemokrasi di Hong Kong.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian, Senin (1/6/2020) mengemukakan dalam keterangan pers bahwa kerusuhan itu menunjukkan “parahnya masalah rasisme dan kekerasan polisi di AS.”

Ini menyusul komentar Hu Xijin, redaktur surat kabar Global Times yang dikelola Partai Komunis Tiongkok, yang mengatakan para pejabat AS kini dapat melihat protes-protes itu dari sudut pandang mereka sendiri. 

“Saya ingin bertanya kepada ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo: Haruskah Beijing mendukung protes-protes AS, seperti ketika Anda memuji-muji para perusuh di Hong Kong?.”

Di Iran, di mana pemerintah dalam beberapa tahun ini telah melancarkan penumpasan keras terhadap para demonstran, televisi pemerintah berulang kali menayangkan gambar-gambar mengenai kerusuhan di AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi hari Senin meminta pihak berwenang AS untuk “menghentikan kekerasan terhadap rakyat mereka sendiri dan membiarkan mereka bernapas.” 

Seperti diketahui, kerusuhan di Amerika Serikat dipicu setelah George Floyd tewas ketika Derek Chauvin, polisi kulit putih, menindih leher George Floyd dengan lututnya selama lebih dari delapan menit, meskipun George Floyd berulang kali mengatakan ia tak dapat bernapas. Demikian sebagaimana dikutip VOA

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X