Setelah beroperasi sejak 2015 lalu, akhirnya fitur layanan GoLife pada aplikasi Gojek akan ditutup pada 27 Juli 2020 mendatang. Pihak manajemen Gojek memilih untuk fokus pada core Business mereka yaitu transportasi, dan meninggalkan bisnis yang membutuhkan interaksi langsung secara intens, yaitu GoLife.
Pihak manajemen menegaskan, keputusan menghentikan layanan GoLife sudah final untuk seluruh wilayah baik itu Jabodetabek, Bali, Surabaya dan lain-lain.
Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengatakan, dampak Covid-19 pada operasional GoLife cukup besar. Alasannya, karena konsumen makin hati-hati menggunakan jasa yang berhubungan dengan fisik langsung.
"Kami alami kemunduran secara bisnis baru sebesar ini selama pandemi dan kita nggak bisa perkirakan ini sampai kapan. Sehingga keputusan memang sudah final," ujar Nila, saat dikonfirmasi Indozone, Kamis (25/6/2020).
Sebagaimana diketahui, manajemen Gojek memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 430 orang karyawannya. Hal itu merupakan bagian dari strategi perusahaan yang kedepannya akan fokus pada layanan inti, sebagai bagian dari rencana jangka panjang menghadapi Covid-19.
Pada townhall meeting yang digelar 16 sesi dan dihadiri seluruh karyawan pada Selasa (23/4/2020), manajemen Gojek mengumumkan strategi perusahaan untuk memperkuat fokus kepada bisnis inti (core business) yang memiliki dampak paling luas kepada masyarakat, yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan uang elektronik sebagai langkah jangka panjang dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sebagai informasi saja, Gojek tumbuh secara eksponensial sejak aplikasi ini diluncurkan pada 2015 dan telah menjadi super app dengan lebih dari 170 juta pengguna di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara. Perusahaan akan terus menyediakan berbagai layanan termasuk melalui kerja sama dengan berbagai mitra bisnis terbaik di bidangnya seperti Halodoc atau Kitabisa.
