Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) terus berupaya mensosialisasikan produk lokal serta membuka akses masyarakat untuk lebih mudah berbelanja produk lokal, utamanya produk Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Untuk itu, Ditjen IKMA Kemenperin menyelenggarakan acara “Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBIfest)” yang merupakan kegiatan pameran virtual pertama sebagai Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia (Gernas BBI) untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap IKM dan mengutamakan belanja produk IKM.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, melalui pameran virtual pelaku industri kecil bisa tetap menunjukan hasil karya mereka untuk tetap menggairahkan industri peralatan dan permesinan sekaligus sebagai ajang pemasaran mereka.
“Kita ingin mempermudah akses masyarakat Indonesia utamanya pelaku industri menemukan pelaku IKM pembuat peralatan dan permesinan lokal, untuk memperluas dan menggairahkan pemasaran dan jaringan IKM peralatan dan permesinan Indonesia,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, (15/09/2020).
Menperin menjelaskan, dalam acara festival ini juga diluncurkan virtual hub produk IKM permesinan di Blibli dengan nama official store “Galeri Mesin Lokal”, yang menampung IKM permesinan dengan tujuh kategori produk, yaitu: mesin pengolahan makanan dan minuman, mesin industri, mesin dan alat kesehatan, elektronik dan kelistrikan, mesin teknologi tinggi, mesin pertanian dan perikanan, serta alat transportasi.
Menurut Agus, saat ini era normal baru telah mengubah perilaku belanja masyarakat. Dampak pandemi mempercepat transformasi digital baik untuk pelaku bisnis maupun masyarakat.
“Dengan hadirnya Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia diharapkan IKM peralatan dan permesinan Indonesia memasuki tren bisnis digital yang berdampak pada perluasan pemasaran dan jaringan IKM melalui teknologi digital,” tambahnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Bank Indonesia, terjadi lonjakan transaksi perdagangan online sebesar 18,1% pada bulan Maret 2020. Kemudian data BPS tahun 2019 menyebutkan bahwa usaha yang menggunakan e-commerce hanya sebesar 15,08%, sedangkan 84,92% sisanya masih menjalankan usaha secara konvensional.
