Kemendag Inisiatif Bentuk Tim Kampanye Positif Sawit Indonesia

- Kamis, 6 Agustus 2020 | 18:56 WIB
Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi. (ANTARA/Wahdi Septiawan)
Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi. (ANTARA/Wahdi Septiawan)

Menteri dan Wakil Menteri Perdagangan menerima audiensi para pengusaha sawit melalui saluran virtual, pada Rabu 5 Agustus 2020. Dalam forum itu, para pejabat lintas kementerian dan lembaga dengan para pengusaha berbicara mengenai tantangan perdagangan sawit Indonesia saat ini dan masa depan. 

Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, diperlukan sinergi yang lebih kuat antara stake holder sawit Indonesia di tengah berbagai macam serangan khususnya dari Uni Eropa. Dia menjelaskan, serangan itu akan makin sistematis dengan menyasar semua aspek. 

Pada waktu yang lalu, kata Agus, serangan terhadap sawit berkisar pada dampak ekologis dan sosiologis. Saat ini, serangan mulai menyasar aspek yang lebih pribadi yaitu, aspek kesehatan. Kampanye negatif yang dimunculkan adalah produk sawit menyebabkan berbagai macam penyakit. 

-
Mendag Agus Suparmanto saat audiensi para pengusaha sawit melalui saluran virtual. (Istimewa)

Meskipun saat ini belum ada larangan medis terhadap produk sawit, tetapi kampanye kencang terhadap hal itu sudah lama dirasakan. Oleh karena itu, sambung Mendag, diperlukan kontra wacana yang lebih efektif.

Sementara Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menghendaki implementasi yang lebih konkret. Dia menerangkan, perlu ada sebuah tim khusus yang melibatkan pemerintah dan pengusaha untuk isu-isu sawit. 

“Kita sudah lama tahu masalahnya ada di mana. Yang kita perlukan sekarang adalah solusi konkret. Kita ingin yang implementatif dan terarah. Mari bentuk satu tim khusus dimana kita bisa bicara dan merencanakan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana melakukannya,” tutur Jerry.

Tim itu, kata Jerry, rencananya akan diinisiasi Kemendag sebagai leading institution untuk proses penyelesaian perjanjian perdagangan internasional, termasuk di dalamnya isu sengketa kelapa sawit di forum WTO.  Wamendag sendiri menekankan pentingnya kinerja yang saling mendukung antara diplomasi dan kampanye positif sawit.

“Jadi keduanya tidak terpisahkan. Diplomasi tidak akan berjalan seperti yang kita harapkan tanpa ada argument yang kuat. Nah, argument itu harus kita bangun melalui kampanye wacana baik secara akademis, medis, sosiologis dan lain-lain. Intinya kita harus punya argument dan kontra wacana yang baik agar bisa berdiplomasi secara efektif,” tegas dia.

Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu pun menyambut baik keinginan Kemendag. Komisaris Wilmar Tumanggor mengatakan, pengusaha siap mendukung rencana itu. 

"Industri kelapa sawit merasakan dampak dari diskriminasi oleh Uni Eropa dan perlu diambil tindakan bersama untuk melawannya," ucap Wilmar. 

-
Audiensi para pengusaha sawit dengan Menteri Perdagangan dan Wamendag melalui saluran virtual. (Istimewa)

Dilanjutkan Jerry, baik para pejabat kementerian dan lembaga maupun pengusaha yang hadir sepakat bahwa sektor industri kelapa sawit perlu perbaikan dalam tata Kelola isu maupun tata Kelola industrinya. Dia berharap, keduanya berjalan beriringan.

“Kita ingin agar industry kelapa sawit kita makin ramah lingkungan dan makin menyejahterakan rakyat. Untuk itu kita terus memperbaiki tata Kelola Bersama dengan kementerian lain seperti kementan dan KLHK. Tetapi kita juga harus melihat dari perspektif ekonomi politik bahwa isu sawit bukan semata-mata soal ekologi dan sosiologi tetapi tentu berkaitan kepentingan ekonomi dan politik. Karena itu solusi untuk keduanya berjalan beriringan,” urai Jerry.

-
Wamendag Jerry Sambuaga saat audiensi para pengusaha sawit melalui saluran virtual. (Istimewa)

Kesepakatan Pengusaha dan Pemerintah itu dipandang sebagai titik tolak penting untuk menjalin koordinasi dan kepercayaan antar keduanya. Dalam pandangan Wamendag, masing-masing pihak punya pekerjaan rumah masing-masing tetapi juga punya PR Bersama. Melalui tim itu diharapkan masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan. 

“Pemerintah mendukung keinginan pengusaha dan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pengusaha, bisa mendukung upaya pemerintah. Yang diperlukan sebenarnya adalah makin kuatnya saling percaya itu,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X