Wamenag Harap Pelajaran Agama Islam sebagai Instrumen Moderasi Beragama

- Minggu, 28 Februari 2021 | 10:28 WIB
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. (Instagram)
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. (Instagram)

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menginginkan pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) dapat menjadi salah satu instrumen penguatan moderasi beragama di segala layanan, termasuk juga di dunia pendidikan. Ia ingin pelajaran Agama Islam bisa jadi salah satu instrumen diseminasinya.

"Gunakanlah mata pelajaran Agama Islam ini menjadi instrumen untuk mendiseminasi moderasi beragama. Pastikan jangan sampai ada soal-soal ujian yang justeru kontraproduktif dengan moderasi beragama," ujar Zainut kepada Indozone, Minggu (28/2/2021).

Menurut Zainut, ada empat indikator tentang moderasi beragama yang bisa dijabarkan dalam soal ujian pendidikan Agama Islam.

Pertama, komitmen kebangsaan. Ini diwujudkan dengan penerimaan dan komitmen terhadap prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 serta berbagai regulasi turunannya.

"Komitmen kebangsaan juga dapat diterjemahkan sebagai cinta Tanah Air," jelas Zainut.

Kedua, lanjut Zainut, adalah toleransi. Dimana, sikap menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, serta menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama. Sikap toleransi ini sama sekali bukanlah menyamakan semua agama atau mempercampuradukkan agama.

"Toleransi adalah kita meyakini akan agama dan keyakinan kita sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita menghargai atau menghormati atas keyakinan atau agama orang lain yang berbeda," beber dia

"Kita memiliki sebuah pendapat sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita juga menghormati jika ada pendapat orang lain yang berbeda," tambahnya.

Indikator moderasi beragama yang ketiga adalah anti-kekerasan. Dimana, menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan.

"Dan, indikator keempat adalah adanya penerimaan dan ramah terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama," ucap Zainut.

Karena itu Zainut berharap soal ujian pendidikan Agama Islam bisa menggali pemahaman dan karakter siswa terkait empat indikator moderasi beragama. Bukan sebaliknya, soal ujian pendidikan Agama Islam malah mencerminkan muatan yang berlawanan dengan semua itu.

Zainut bahkan memberikan pesan khusus kepada Direktur PAI, untuk memastikan soal-soal ujian Pendidikan Agama Islam pada sekolah disusun dengan baik dan benar.

"Jangan sampai ada kegaduhan yang tidak perlu," pungkas Zainut.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X