Ciptakan Bantal Pereda Gangguan Rahang, Mahasiswa ini Juarai Pimnas 2021

- Minggu, 31 Oktober 2021 | 21:40 WIB
Para mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin pembuat bantal pereda gangguan rahang. (photo/ANTARA/HO)
Para mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin pembuat bantal pereda gangguan rahang. (photo/ANTARA/HO)

Sekelompok Mahasiswa Universitas Hasanuddin berhasil menjuarai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-34 melalui inovasinya berupa bantal pereda gangguan sendi rahang atau temporomandibular disorder (TMD).

"Alat ini mengedepankan teknologi terapi laser, merupakan basis terapi yang aman, non-invasif, tidak menyakitkan serta hanya membutuhkan waktu perawatan yang singkat," ucap Mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin Nabila Ramdani di Bogor, Minggu (31/10) dikutip dari ANTARA

Mahasiswi asal Bogor itu berhasil meraih penghargaan setara emas untuk kategori poster dan penghargaan setara perak untuk kategori presentasi pada malam pengumuman Pimnas ke-34 yang diselenggarakan secara virtual di Universitas Sumatera Utara, Jumat (29/10).

Baca juga: 5 Mitos Bunga Kantil yang Sering Dianggap Mistis, Salah Satunya Favorit Kuntilanak

Penghargaan tersebut,berhasil mengantarkan Universitas Hasanuddin berada di peringkat ketujuh pada Pimnas 2021.

Nabila merancang bantal pereda gangguan sendi rahang bersama empat temannya, yaitu Muhammad Refal Akbar, Al Ghumaisha, Ahmad Ghazalli Darwis, dan Andi Muhammad Irsyad Baso, serta didampingi pembimbing drg Nursyamsi, M.Kes.

-
Bantal pereda gangguan rahang buatan mahasiswa Universitas Hasanuddin. (photo/ANTARA/HO)

Menurutnya, efek penggunaan bantal tersebut relatif lebih cepat jika dibandingkan penanganan gangguan sendi rahang lainnya, sehingga dapat langsung dirasakan oleh pasien setelah perawatan.

"Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi penderita TMD untuk mendapatkan kualitas tidur dan penanganan yang lebih baik, sehingga tidak ada lagi penurunan produktivitas di kalangan masyarakat akibat nyeri TMD dan gangguan tidur terkait TMD," kata Nabila.

Bantal tersebut dirancang dengan menyempurnakan bentuk bantal ideal, menggunakan bahan ramah lingkungan dan ergonomis menyesuaikan postur tubuh manusia saat tidur.

Alat berbentuk bantal pada umumnya itu dilengkapi dengan relay timer yang akan menghentikan paparan laser jika alat telah bekerja selama 15 menit. Timer berfungsi untuk memutus otomatis listrik sesuai dosis aman penggunaan terapi laser tingkat rendah, yakni 660 nanometer.

Material bantal yang digunakan, yaitu lateks, dikarenakan dapat mengikuti bentuk tekanan kepala, leher dan bahu sehingga memberikan penyangga dan kenyamanan yang tepat.

Berkat inovasi tersebut, para mahasiswa Unhas ini berhasil mendapatkan dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dari Kemendikbudristek dan mendapat penghargaan di Pimnas ke-34.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X