Jeritan Pemilik Kereta Kelinci, Belum Lunas Cicilan, Kini Dilarang Melintas di Jalan Raya

- Minggu, 15 Januari 2023 | 08:01 WIB
Kereta kelinci dilarang beroperasi di jalan raya Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)
Kereta kelinci dilarang beroperasi di jalan raya Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Puluhan pengusaha kereta kelinci di Tulungagung terpaksa gigit jari setelah polisi menerapkan aturan larangan beroperasi di jalan raya. Kereta kelinci hanya boleh beroperasi di lokasi wisata saja. Larangan tersebut berlaku mulai Kamis, 12 Januari 2023. 

Dalam menerapkan larangan ini polisi pun enggak main-main, karena pasal tindak pidana kejahatan lalu lintas dengan ancaman pidana sudah disiapkan bagi yang melanggar.

Hal ini tentu membuat puluhan pengusaha kereta kelinci di Tulungagung kebingungan. Pasalnya banyak pengusaha kereta kelinci belum melunasi biaya pembelian maupun biaya modifikasi kereta kelincinya.

Salah satunya adalah Harianto, warga Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung ini sudah terjun ke bisnis kereta kelinci sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan dirinya sudah mempunyai 3 buah kereta kelinci yang disewakan atau kadang dikemudikannya sendiri.

"Saya kebetulan juga ketua paguyuban kereta kelinci mas, ada 20 orang yang ikut di paguyuban saya, saya sendiri punya 3 kereta kelinci," ujarnya.

-
Pemilik kereta kelinci dilarang beroperasi di jalan raya Tulungagung. (Z Creators/Firmanto Imansyah)

Harianto mengaku, untuk membeli ataupun memodifikasi kendaraan biasa menjadi kereta kelinci diperlukan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari Rp90 juta untuk kereta kelinci sederhana hingga Rp140 juta untuk kereta kelinci dengan model yang mewah.

Kereta Kelinci paling baru dibelinya sekitar 1 tahun yang lalu, tapi sampai saat ini belum balik modal karena bisnis wisata yang baru kembali bangkit pascapandemi.

"Baru beli itu ada 1, yang lainnya dua lainnya itu beli 3 tahun lalu, ya belum balik modal sampai sekarang," ucapnya. 

Kini dirinya hanya bisa pasrah dan mencoba jalan lain untuk tetap memanfaatkan kereta kelinci kepunyaannya untuk mengais rezeki.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Suyat, Sopir kereta kelinci yang sering beroperasi di lokasi wisata Gunung Budeg dan sekitarnya. 

Menurutnya, kereta kelinci yang selama ini dia operasikan merupakan kereta punya pengusaha dari Blitar yang cicilannya belum lunas.

"Itu saya juga dititipi punya orang Blitar, cicilannya juga belum lunas katanya, terus ini bagaimana Pak, saya mohon," ucapnya.

Dirinya berharap, ada lagi kelonggaran dari polisi untuk bisa dan memperbolehkan operasional kereta kelinci di jalan desa yang lebih sepi.

"Kalau enggak bisa di jalan raya, ya mohon dibuatkan jalan khusus, yang penting bisa sampa dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lain, gitu saja," harapnya.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X