Keberadaan Aung San Suu Kyi Tak Diketahui Sejak Ditangkap Militer Myanmar

- Selasa, 2 Februari 2021 | 16:18 WIB
Dokumentasi - Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sidang pleno KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11/2019). (REUTERS/Athit Perawongmetha/wsj/djo)
Dokumentasi - Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sidang pleno KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11/2019). (REUTERS/Athit Perawongmetha/wsj/djo)

Keberadaan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta para pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) hingga kini tak diketahui keberadaanya, sejak ditangkap Militer Myanmar, pada Senin (1/2/2021). 

Bahkan, Militer Myanmar tidak memberikan informasi tentang di mana mereka ditahan atau bagaimana kondisi mereka. Dikutip dari Antara, jalan-jalan di Myanmar sepi selama pemberlakuan jam malam untuk menghentikan penyebaran virus corona. 

Pasukan dan polisi anti huru-hara mengambil alih posisi di ibu kota, Naypyitaw, juga di kota pusat perdagangan utama, Yangon. Pada Selasa pagi, sambungan telepon dan internet berjalan kembali tetapi tempat-tempat perbelanjaan yang biasanya ramai malah sepi. Bandara di pusat komersial Yangon juga ditutup.

Baca Juga: Isu Ambil Alih Partai Demokrat Lewat KLB, Begini Kata Politisi Senior Demokrat

Kemudian, Bank-bank menyatakan, mereka akan buka kembali pada Selasa setelah menangguhkan layanan, kemarin.

Jenderal Min Aung Hlaing, yang hampir pensiun, menjanjikan pemilu yang bebas dan adil serta penyerahan kekuasaan kepada partai pemenang. Namun, ia tidak memberikan kerangka waktu soal pelaksanaan janji tersebut.

Sebelumnya, dalam pernyataan yang disiapkan untuk mengantisipasi penangkapannya, Suu Kyi menyerukan protes terhadap kediktatoran militer.

Dalam mengonsolidasikan kudeta, junta militer mencopot 24 menteri dan menunjuk 11 orang pengganti untuk mengawasi berbagai kementerian, termasuk keuangan, pertahanan, urusan luar negeri, dan dalam negeri.

Biksu Buddha Shwe Nya War Sayadawa, yang dikenal karena dukungannya yang terang-terangan kepada NLD, berada di antara mereka yang ditangkap kemarin. Biksu adalah kekuatan politik yang kuat di Myanmar, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Salah satu keprihatinan utama para diplomat PBB adalah nasib Muslim Rohingya serta kelompok-kelompok etnis minoritas lainnya, yang diusir dari Myanmar oleh militer dan tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga.

Bangladesh, yang menampung sekitar satu juta orang Rohingya, menyerukan "perdamaian dan stabilitas", serta berharap proses untuk memulangkan para pengungsi ke Myanmar ada kemajuan.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X