Mal Mulai Dibuka, Ekonom Ingatkan Soal Gelombang Kedua Virus Corona

- Senin, 15 Juni 2020 | 14:48 WIB
Foto suasana Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020). (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Foto suasana Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020). (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Mulai hari ini, Senin, 15 Juni 2020, sejumlah mal dan pusat perbelanjaan di Ibukota mulai dibuka kembali. Hal ini menyusul tempat-tempat rekreasi yang telah dibuka sejak sepekan terakhir. 

Melihat situasi ini, Kepala Ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto pun mengingatkan pemerintah agar pelonggaran dan masa PSBB transisi yang akan mulai diberlakukan saat ini tidak kebablasan. Ia pun mengingatkan agar pada pengelola mal dan tempat rekreasi, tetap menjalankan SOP dengan ketat, agar pelonggaran tersebut tidak justru membuat penyebaran virus corona (Covid-19) semakin mudah dan meluas, sehingga hal itu justru membahayakan ekonomi. 

"Jika Covid-19 bisa terkendali, mudah-mudahan nanti di semester II kita punya momentum untuk mengeksekusi roadmap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sudah disiapkan," ujar Ryan kepada Indozone, saat dihubungi pada Senin (15/6/2020). 

Perekonomian Indonesia sendiri menurut Ryan bisa saja pulih lebih cepat dengan adanya roadmap PEN yang disusun pemerintah. Meski demikian, percepatan pemulihan ekonomi itu harus bisa dibarengi dengan langkah penanganan Covid-19 yang komprehensif. 

"Syaratnya, kasus positif (Covid-19) berkurang, kemudian kasus yang sembuh juga bertambah," tuturnya. 

Hal inilah yang menurut Ryan harus dijaga dengan baik, agar momentum pemulihan ekonomi tidak dirusak dengan adanya gelombang kedua pandemi Covid-19. Sebab jika itu terjadi, maka pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. 

"Sebab kalau grafiknya masih naik terus, mohon maaf ini akan berat. Kita nanti mulai bekerjanya bukan di kuartal III, tapi kuartal IV. Padahal kita punya forecast, bottomnya GDP (pertumbuhan ekonomi paling rendah) di kuartal II, nanti kuartal III naik dan di kuartal IV naik lagi," tuturnya. 

"Ini amit-amit, jangan sampai terjadi gelombang kedua (pandemi Covid-19), karena ongkos pemulihan ekonomi akan sangat mahal," sambungnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X