Masih Banyak Jemaah yang Laksanakan Salat di Masjid, Ini Kata UAS

- Rabu, 29 April 2020 | 10:33 WIB
Kiri: Ustad Abdul Somad (instagram/@ustadzabdulsomad_official). Kanan: Jemaah di Depok melaksanakan ibadah salat tarawih (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Kiri: Ustad Abdul Somad (instagram/@ustadzabdulsomad_official). Kanan: Jemaah di Depok melaksanakan ibadah salat tarawih (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Sejak wabah virus corona masuk ke Indonesia dan menginfeksi ribuan orang, pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan banyak aktivitas dari rumah.

Mulai dari bekerja, belajar hingga beribadah di rumah, termasuk juga pelaksanaan salat. Tapi, sejak aturan itu dikeluarkan, masih banyak warga yang melaksanakan ibadah salat di masjid.

Melihat hal ini, Ustaz Abdul Somad memberikan pandangannya. Hal tersebut diungkapkan oleh UAS dalam acara Indonesia Lawyer Club pada Rabu (28/4/2020).

-
Ustad Abdul Somad (instagram/@ustadzabdulsomad_official)

Dalam acara yang dipandu oleh Karni Ilyas itu, UAS menyebutkan sebuah hadis terkait sebuah wabah yang terjadi di suatu daerah.

"Kalau kamu mendengar ada suatu wabah di suatu negeri, janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan kalau wabah itu terjadi, kamu berada di dalam negeri itu, jangan pula kamu keluar dari negeri itu melarikan diri," ujar UAS.

Hadis tersebut, kata UAS sama halnya dengan social distancing. Di tengah wabah corona kata UAS, berada di rumah saja, adalah salah satu cara untuk menghindari wabah corona.

Dalam video berdurasi 10 menit lebih itu, UAS menyebutkan bahwa ia sudah menutup masjid untuk mencegah penularan virus corona. Kegiatan ibadah di wilayah tempat UAS tinggal dilakukan di rumah masing-masing.

-
Warga salat Jumat di Masjid Agung Kota Tegal, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Mulai dari pelaksanaan tarawih, witir, tadarus, salat Zuhur pengganti salat Jumat hingga salat Idul Fitri di rumah. UAS bahkan sudah membuatkan video tentang tata cara pelaksanaan ibadah di rumah.

UAS mengakui bahwa tak semua ketua masjid seperti dirinya, melakukan hal serupa. Bahkan ia menceritakan jamaah masjid bisa mengkudeta ketua masjid. Sebab, jemaah merasa bahwa mereka memiliki kewenangan untuk mengatur masjid.

Ia mengakui, anjuran untuk beribadah di rumah bukan hanya masalah fikih saja, tapi ada masalah sosial dan ekonomi. UAS menceritakan bahwa ia membagi jemaah didaerahnya dalam tiga level, yaitu orang hebat, mampu dan kurang mampu.

Di tengah pandemi corona seperti sekarang ini kata UAS, jemaah yang mampu harus bisa membantu jemaah yang kurang mampu. Bantuan tersebut dibagi dalam tiga tahap.

"Maka bantuan ini kami bagi menjadi tiga, tanggal 10 April persiapan bulan Ramadhan, 10 Mei persiapan Idul Fitri dan 10 Juni, andai ini berlanjut," jelas UAS.

UAS mengungkapkan, jemaah bisa saja menuruti aturan pemerintah untuk tetap di rumah, jika diberi bantuan.

-
Ibadah shalat Tarawih malam pertama tanpa pembatasan jarak di Masjid Islamic, Lhokseumawe, Aceh.(ANTARA FOTO/Rahmad0

"Disinilah wibawa negara pemerintah, wibawa kekuasaan. Insya Allah dengan itu, masyarakat akan mendengar, kalau mereka perutnya kenyang. Kalau mereka ada bantuan dan lain sebagainya," ucap UAS.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X