Aipda Eko Tak Pakai Baju Dinas saat Dibacok Preman, Rela Berjuang Demi Selamatkan Abangnya

- Senin, 1 November 2021 | 22:07 WIB
Aipda Eko Sugiawan terbaring lemah di rumah sakit usai dianiaya sekelompok preman. (ist)
Aipda Eko Sugiawan terbaring lemah di rumah sakit usai dianiaya sekelompok preman. (ist)

Fakta baru terungkap dari kasus penganiayaan terhadap anggota Polsek Medan Timur Aipda Eko Sugiawan yang dilakukan oleh sekelompok preman di Kompleks Griya Kalpataru Indah, Jalan Setia Budi, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Jumat malam (22/10/2021).

Ternyata, saat peristiwa berlangsung, Aipda Eko Sugiawan tidak memakai seragam dinas kepolisian. Hal itu diduga membuat para pelaku menjadi tidak segan-segan menyerangnya.

Aipda Eko secara spontan melindungi abangnya, Edi Susanto, dari serangan sekelompok preman yang malam itu datang ke rumah abangnya.

Ia menghalau preman yang memang mengincar abangnya dan meminta abangnya untuk menyelamatkan diri dengan tidak keluar dari mobil.

Hal itu terungkap dari keterangan yang disampaikan oleh Wakapolrestabes Medan AKBP Irsan Sinuhaji saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Senin sore (1/11/2021).

-
Wakapolrestabes Medan AKBP Irsan Sinuhaji saat konferensi pers terkait polisi dibacok preman. (ist)

Irsan menjelaskan, penganiayaan ini berpangkal dari masalah bisnis penyewaan dump truck antara Edi Susanto dengan terlapor berinisial DK dan H. Edi sebagai pihak yang menyewakan.

"Selama proses waktu berjalan ada ketidaksepakatan. Selanjutnya, saudara H dan saudara DK beserta dua rekannya melakukan penagihan ke kediamannya Edi Susanto (22 Oktober 2021) untuk membicarakan pembagian hasil dari pekerjaan yang telah mereka lakukan bersama," terang Irsan.

Saat penagihan tersebut, lanjut Irsan, terjadi komunikasi yang tidak baik di mana terdapat kata-kata yang tidak pantas sehingga terjadi perselisihan antara Edi Susanto dengan DK dan H.

"Karena situasi tidak berimbang, terlapor inisial D dan H pergi keluar rumah (rumah Edi). Selang beberapa jam kemudian saudara H dan D mendatangi lagi kediaman Edi Susanto di Perumahan Kalpataru Indah. Dengan beberapa orang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Ketika sampai di kediaman saudara Edi Susanto sudah tidak berada di rumah," jelas Irsan.

Saat DK dan H datang lagi ke rumah Edi, Edi tidak ada di rumah. Hanya ada istrinya, yakni Aiptu Surya Ningsih yang ada di rumah.

"Istri korban (Edi) merupakan seorang Polwan, Aiptu Surya Ningsih yang melihat situasi mengerikan datangnya puluhan preman yang membabi-buta melempari rumah lalu meminta pertolongan dengan memberitahukan kepada suaminya. Setelah mendapat informasi dari istrinya, saudara Edi dan saudara Eko (anggota Polsek Medan Timur) berangkatlah ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka melihat orang sudah ramai," papar Irsan.

Situasi kompleks semakin mencekam saat para pelaku melihat kedatangan Edi. Aipda Eko yang saat itu tidak memakai pakaian dinas, spontan melindungi abangnya.

"Beberapa orang yang melakukan pengerusakan itu ada yang mengenal saudara Edi dan secara spontan adiknya menyampaikan ke abangnya untuk menyelamatkan diri. Di situlah terjadi perkelahian dan penganiayaan (terhadap Aipda Eko) dan terjadi juga pengerusakan terhadap kendaraan milik Edi Susanto," terang Irsan.

Akibat serangan itu, Aipda Eko mengalami luka-luka bacok di sejumlah bagian tubuhnya dan harus dirawat intensif di rumah sakit.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X