Bangun Jalur Pejalan Kaki di Bawah Tanah Pertama di Indonesia, Anies: Ini Sejarah Baru!

- Jumat, 8 Juli 2022 | 13:54 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau proyek pembangunan jalur pejalan kaki di bawah tanah. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau proyek pembangunan jalur pejalan kaki di bawah tanah. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pembangunan fasilitas interkoneksi bawah tanah pertama di jalur MRT. Hal ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan jaringan interkoneksi bawah tanah dan seamless urban mobility di kawasan berorientasi transit. 

Terowongan pejalan kaki ini akan menghubungkan antara Gedung Thamrin Nine UOB dan Stasiun Dukuh Atas BNI. Menurut Anies, dalam hal ini fasilitas transportasi publik dan bangunan komersial di lahan privat akan menghadirkan kemudahan bermobilitas. 

"Ini hari yang bersejarah, ini sejarah baru di Jakarta dan Indonesia karena kita  memulai sebuah proyek pembangunan jalan pedestrian di bawah tanah, di mana penumpang MRT nantinya akan melewati tunnel yang langsung menjangkau gedung-gedung di sekitar stasiun," ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (8/7/2022). 

"Terowongan ini akan menjadi permulaan dari terwujudnya jaringan interkoneksi bawah tanah di rute MRT yang bukan hanya memudahkan pola pergerakan tapi juga mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai ruang produktif baru di Jakarta” terang tambah Anies.

Baca Juga: Ubah Gaya Masyarakat, MRT Jakarta Dapat Utang Rp22 Triliun dari Kerajaan Inggris

Selain itu, pembangunan terowongan pejalan kaki ini juga merupakan gambaran masa depan terkait peningkatan integrasi transportasi publik, yang dimana pada level 1 integrasi menghubungkan antarmoda seperti stasiun MRT dihubungkan dengan halte TransJakarta, stasiun KRL Commuter Line, dan angkutan umum lainnya. 

Sedangkan, pada level 2 integrasinya menghubungkan stasiun dengan tempat kerja. Dengan begitu, Anies menginginkan perpindahan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum dapat dilakukan dengan rasional. 

“Secara hitungan waktu dan biaya lebih murah. Dengan begitu, perhitungan waktu, biaya dan kenyamanan akan didapat semua," terangnya. 

Diketahui, akses pejalan kaki ini sepanjang 80 meter dengan lebar lima meter yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti retail, storage room, eskalator, dan elevator. 

Terowongan ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip  pengembangan  kawasan  berorientasi transit yang universal, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X