Duh, Sektor Pelayaran Juga Tertekan Akibat Pandemi Corona

- Jumat, 3 April 2020 | 18:51 WIB
Dampak dari wabah virus Corona (Covid-19), Pemerintah Kota Sorong mengeluarkan instruksi karantina wilayah dengan melarang keluar masuk penumpang melalui Bandara dan Pelabuhan hingga 10 April 2020. (ANTARA/Olha Mulalinda)
Dampak dari wabah virus Corona (Covid-19), Pemerintah Kota Sorong mengeluarkan instruksi karantina wilayah dengan melarang keluar masuk penumpang melalui Bandara dan Pelabuhan hingga 10 April 2020. (ANTARA/Olha Mulalinda)

Sektor pelayaran nasional dilaporkan tengah menghadapi tantangan berat, seiring dengan mewabahnya pandemi virus Corona (Covid-19). 

Ketua Umum Indonesian National Shipowner Association (INSA), Carmelita Hartoto mengatakan, tidak banyak yang bisa dilakukan, selain berharap adanya stimulus dari pemerintah untuk menjaga kinerja pelayaran nasional. 

"Sampai saat ini kami masih menghadapi tantangan besar seperti masih tingginya harga bunker bahan bakar low sulphur, dan masih tingginya bunga bank untuk pembangunan kapal. Hal ini membuat pelayaran nasional semakin tidak kompetitif," ujar Carmelita saat dihubungi Indozone, Jumat (3/4/2020). 

Kondisi tersebut, kata Carmelita, bertambah parah akibat virus corona yang saat ini sudah menjangkiti ribuan orang di Indonesia. Ia mengungkap, setidaknya ada empat aspek yang terdampak di bisnis sektor pelayaran, akibat adanya virus corona.  

Pertama, terjadi penurunan volume kargo, baik ekspor maupun impor. Ia mencontohkan seperti halnya ekspor dan impor ke Tiongkok yang merosot hingga 14-18 persen dan merembet ke kargo tujuan negara lain. Sementara di kargo domestik, terutama kargo penunjang ekspor dan impor dan distribusi nasional, turun hingga 5-10 persen.

-
Dampak dari wabah virus Corona (Covid-19), Pemerintah Kota Sorong mengeluarkan instruksi karantina wilayah dengan melarang keluar masuk penumpang melalui Bandara dan Pelabuhan hingga 10 April 2020. (ANTARA/Olha Mulalinda)

Kedua, lanjut Carmelita, proses clearence di pelabuhan yang lebih lama karena adanya penyemprotan disinfektan kapal, pemeriksaan kesehatan kru kapal dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. 

"Ini tentu berdampak ke tambahan biaya operasional yang harus dikeluarkan," tuturnya. 

Ketiga, kebijakan physical distancing dan work from home juga menghambat kinerja pelayaran. Sebab, seluruh instansi di darat, termasuk didalamnya Syahbandar, tenaga operasional perhubungan laut, dan subdit-subdit terkait kepengurusan sertifikat kapal dan lainnya, juga mengurangi jam kerja mereka. 

Terakhir, kata Carmelita, industri pelayaran juga mengalami kendala saat harus docking kapal. Sebab sejumlah galangan kapal mengurangi jumlah pekerja di lapangan. 

"Akibatnya jadi pengerjaan kapal menjadi lama, spare parts dari Tiongkok juga terkendala, sehingga biaya docking lebih mahal dan pengerjaannya lebih lama," tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X