Ini Tiga Fakta yang Bikin Jutaan Orang Beralih ke Vape

- Rabu, 31 Mei 2023 | 18:18 WIB
Ilustrasi orang ngevape (Freepik/ArthurHidden)
Ilustrasi orang ngevape (Freepik/ArthurHidden)

Walaupun banyak diterpa misinformasi, namun industri vape masih terus tumbuh dan membuka mata pencaharian bagi ratusan ribu tenaga kerja di Indonesia. Bahkan, setiap tanggal 30 Mei diperingati sebagai hari vape sedunia. 

“Menurut perhitungan kami, ada 150.000–200.000 tenaga kerja yang diserap oleh industri vape. Saat ini ada sekitar 12-13 ribu pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok industri vape,” kata Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto, Jumat (2/6/2023).

“Saya yakin industri ini enggak cuma sampai di sini saja, industri ini akan berkembang terus,” imbuhnya. 

Pada aspek kesehatan, beberapa peneliti menilai bahwa rokok elektrik punya risiko lebih rendah dibanding rokok konvensional. Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung Rahmana Emran menyebut, produk tembakau yang dipanaskan seperti vape dan tembakau dipanaskan punya risiko yang lebih rendah. 

Sederhananya, kata dia, produk yang dipanaskan mempunyai kandungan zat berbahaya yang lebih sedikit ketimbang rokok yang dibakar. Keragaman produk tembakau mempunyai tingkat risiko yang berbeda. 

Anggota DPR Komisi IX, Yahya Zaini menilai, sepatutnya risiko ini dipertimbangkan dalam pembuatan aturan terpisah. Demikian disampaikan saat membahas poin rokok elektrik dalam diskusi mengenai RUU Omnibus Kesehatan. 

Bukan hanya soal risiko atau kandungan zat berbahaya. Berikut adalah informasi yang membuat orang memilih vape sebagai alternatif untuk beralih dari produk rokok konvensional.

Baca Juga: Waspada! Pola Hidup Tidak Sehat Bisa Memperparah Sumbatan Penyebab Jantung Koroner

1. Uap Hasil Keluaran Vape Relatif Aman

Asap rokok memang berbahaya bagi orang sekitar terutama bagi perokok pasif. Namun hal ini tidak berlaku untuk uap rokok elektrik. Cairan rokok elektrik biasanya terdiri dari nikotin, propilen glikol dan atau gliserin, serta perasa. 

Tidak seperti rokok, rokok elektrik tidak mengeluarkan uap aliran samping yang dipancarkan ke atmosfer. Melainkan, hanya aerosol yang dihembuskan. Hal ini diperkuat oleh penelitian dari salah satu peneliti Universitas Padjadjaran. 

“Aerosol/uap yang dihasilkan vape atau rokok elektrik mengandung sedikit sekali (zat berbahaya dan karsinogen), bisa dikatakan kadarnya tidak bermakna,” kata Dosen FKG UNPAD pada acara daring Wednesday about Research & Innovation in the Graduate School Universitas Padajajaran,Amaliya, Rabu (17/5/2023).

2. Berhasil Tekan Perokok di Eropa

Fakta bahwa produk alternatif dapat mengurangi jumlah perokok telah terjadi di beberapa negara seperti Belanda dan Swedia. Tercatat, di Swedia angka perokoknya hampir berada di angka 5 persen, padahal negara ini memiliki 13 persen perokok dewasa pada 2010. 

Mantan ketua World Medical Association (WMA) Anders Milton menilai, penurunan ini dipicu oleh pemerintah yang mendukung produk tembakau alternatif seperti vape dan kantong nikotin. 

“Perokok merokok karena mereka suka, jadi tidak semudah itu untuk berhenti. Oleh karena itu produk alternatif diperlukan. Dengan pemakaian produk alternatif, angka penderita kanker paru-paru Swedia menjadi yang terendah di Eropa,” kata Milton pada forum Pan American Harm Reduction Association (PAHRA) 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X