Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal memanggil Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono yang memiliki harta kekayaan Rp13 miliar, salah satunya mobil seharga Rp906 juta pada pekan depan.
Andhi akan dimintai klarifikasi atas aset-asetnya yang tengah beredar di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan mengatakan, pihaknya telah menerima dan menindaklanjuti laporan hasil analisis (LHA) dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait Andhi sejak Maret 2022.
“Kita akan lakukan pemeriksaan LHKPN, kita klarifikasi terhadap Andhi Pramono, mungkin minggu depan kita undang,” kata Pahala di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Sebelumnya Kepala PPATK Ivan Yustiavanda mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan ke KPK soal temuan ketidakwajaran harta milik Andhi Pramono.
"Ya kami sudah kirim HA (hasil analisis) ke KPK sejak awal 2022 atas nama yang bersangkutan," kata Ivan saat dikonfirmasi Rabu (8/3/2023).
Ivan menduga, Andhi menggunakan cara yang serupa dengan Rafael Alun Trisambodo untuk menutupi asetnya dengan melakukan transaksi lewat nominee, yaknit membeli aset menggunakan nama orang lain.
“Ya, dugaan demikian,” ungkap Ivan.
Nama Andhi Pramono tengah menjadi perbincangan publik lantaran rumah mewah yang diduga miliknya viral di media sosial.
Selain rumah mewah, gaya hidup mewah istri dan anaknya juga menjadi sorotan di medsos.
Daftar Aset Milik Andhi Pramono
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2021, Andhi memiliki total kekayaan senilai Rp13.753.365.726.
Pada LHKPN, Andhi juga memiliki 15 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Adapun aset Andhi tersebut berada di Salatiga senilai Rp135.286.050 atau Rp135,2 juta, Kota Karimun senilai Rp103.271.050 atau Rp103,2 juta, di Batam senilai Rp440.000.500 atau Rp440 juta.
Kemudian, di Salatiga senilai Rp55.104.500 atau Rp55,1 juta, Salatiga senilai Rp 32.983.500 atau Rp32 juta, di Batam Rp256.470.050 atau Rp256 juta, di Bekasi Rp82.400.500 atau Rp82 juta, dan di Jakarta Pusat senilai Rp4.958.699.500 atau Rp4,9 miliar.
