Sekjen PBNU Luruskan Ucapan Menag Yaqut Perihal Kemenag Hadiah untuk NU

- Senin, 25 Oktober 2021 | 11:29 WIB
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. (Instagram/@ahmadhelmyfaishalzaini)
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. (Instagram/@ahmadhelmyfaishalzaini)

Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini memberikan tanggapannya perihal pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama sebagai hadiah khusus dari Pemerintah Republik Indonesia untuk NU.

Menurut Helmy, Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama. Sehingga bukan hadiah bagi NU atau hanya untuk umat Islam saja.

"Pertama adalah bahwa Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam," ujar Helmy dalam keterangannya, Senin (25/10/2021).

Helmy mengakui NU memiliki peran besar dalam menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta, tak lagi disangsikan. Namun tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus.

Bahkan, lanjut Helmy peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah.  

"Dr. Soetomo mengatakan jauh sebelum pemerintahan Hindia Belanda mendirikan sekolah-sekolah, juatru pondok pesantrenlah yang menjadi sumber pengetahuan dan mata air ilmu bagi masyarakat Nusantara bulat-bulat," jelas dia.

Kemudian Helmy menyebutkan bahwa NU adalah stakeholder terbesar dari Kemenag. Karena tentu dapat dilihat karena Kemenag adalah organ dari pemerintahan ini yang mengatur tentang zakat, haji, madrasah, pesantren, pendidikan keagaman.

"Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam "privelege" dalam pengelolaan kekuasaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan)," tegasnya.

Helmy menekankan pada prinsipnya bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan Tashorroful imam 'alarroiyyah manutun bil maslahah. Di mana kepemimpinan harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan.

BACA JUGA: Jokowi Lantik 17 Duta Besar, Fadjroel Rachman ke Kazakhstan

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan. Kedua, pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama dan golongan. Bhinneka Tunggal Ika," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X