Terungkap! Strategi Unik Jepang dalam Mengendalikan Virus Corona

- Kamis, 28 Mei 2020 | 16:46 WIB
Suasana di Jepang saat pandemi virus corona yang mulai berangsur normal.(REUTERS/Athit Perawongmetha)
Suasana di Jepang saat pandemi virus corona yang mulai berangsur normal.(REUTERS/Athit Perawongmetha)

Saat ini, banyak negara tengah berjuang melawan pandemi virus corona. Namun dengan jumlah kematian yang relatif rendah, WHO mengakui bahwa strategi Jepang dikatakan berhasil mengendalikan virus. 

Sebagaimana dikutip Japan Times, Kamis (28/5/2020), Jepang punya strategi khusus untuk melawan virus corona. Salah satu yang paling beda dengan negara lainnya adalah Jepang tidak menerapkan pengecekan massif. Mereka fokus pada pelacakan kontak erat pada pasien positif Covid-19

Jepang juga menerapkan pendekatan berbasis klaster, yang terinspirasi dari hipotesis yang diperolah dari studi epidemiologi berdasarkan data Tiongkok dan dilakukan pada kapal pesiar Diamond Princess yang memasuki pelabuhan Yokohama. 

Hipotesis ini menjelaskan beberapa penumpang yang tidak terinfeksi virus corona meski sudah ada kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Namun Jepang hanya fokus pada klaster atau kelompok tertentu, yang mana interaksi dalam kelompok itu berisiko tinggi menularkan virus.

Pendekatan berbasis klaster ini dilacak sampai sumber infeksi asli. Orang-orang dengan mobilitas tinggi diisolasi untuk mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Prefektur Hokkaido pun menerapkan cara ini, hingga akhirnya mereka berhasil mengendalikan virus. 

-
Suasana di Jepang saat pandemi virus corona yang mulai berangsur normal.(REUTERS/Athit Perawongmetha)

Langkah-langkah pendekatan berbasis klaster ini bisa berjalan mulus tanpa adanya dukungan pemerintah untuk memaksimalkan pembatasan di pintu keluar-masuk Jepang, seperti bandara dan pelabuhan.  

Peran masyarakat juga dibutuhkan. Pada 28 Februari, Gubernur Hokkaido, Naomichi Suzuki menyatakan keadaan darurat dan meminta warga untuk tidak keluar rumah. Presiden juga menanggapi kasus ini dengan serius. Menyusul keberhasilan Prefektur Hokkaido, pendekatan berbasis klaster diadopsi secara nasional. 

Kunci lainnya dalam strategi Jepang dalam menghadapi virus corona adalah metode jarak sosial yang dikenal dengan "tiga C" yang mencakup "closed spaces with poor ventilation " (menutup tempat yang memiliki ventilasi buruk), crowded places (hindari kerumunan) dan close contact settings (hindari percakapan jarak dekat). 

Di kota Wuhan, upaya dalam mengendalikan wabah adalah dengan memberlakukan penguncian wilayah dan membatasi pergerakan manusia dengan menjaga jarak. Metode ini juga diadopsi Italia dan menjadi praktik standar di negara-negara Barat. Tapi hal itu tidak berlaku di Jepang, tindakan seperti jaga jarak sosial dianggap sebagai opsi kedua. 

Budaya berjabat tangan, berpelukan dan berciuman juga bukan bagian dalam tradisional Jepang. Faktor ini juga berpengaruh dalam keberhasilan Jepang dalam menghadapi pandemi. 

Aturan ketat transportasi publik juga diberlakukan. Misalnya pembatasan penumpang di commuter yang memungkinkan orang untuk berdesak-desakan juga dihindari. Kemudian karaoke dan pub, di mana orang-orang berinteraksi sangat dekat juga dinyatakan sebagai sumber infeksi dan klaster. 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X