Ratusan wanita telanjang dada mengendarai sepeda di jalan-jalan Berlin dalam rangka protes seorang wanita Prancis yang disuruh menutupi tubuh saat berada di taman air bersama anak-anaknya.
Para peserta demonstrasi yang sebagian besar perempuan, bersepeda keliling kota tanpa busana dengan slogan-slogan seperti 'hentikan seksisme', 'tubuhku pilihanku' dan 'bebaskan payudara' tertulis di tubuh para demonstrasi.
Para pengunjuk rasa berpendapat bahwa ada standar ganda ketika laki-laki berjemur versus perempuan.
Protes, berjudul 'Tidak ada puting yang bebas sampai semua puting bebas', dimulai di Mariannenplatz di Berlin pada pukul 12 siang pada hari Sabtu dan diorganisir oleh sebuah kelompok bernama Hedonis Internasional.
Tujuan organisasi ini adalah untuk memperjuangkan kesetaraan, dengan situs web mereka menyatakan bahwa semua puting itu indah.
Sementara banyak wanita yang bertelanjang dada saat melakukan protes, pria yang ikut menggunakan bra atau bikini untuk menunjukkan solidaritas.
Protes datang sebagai tanggapan atas pengusiran warga negara Prancis Gabrielle Lebreton dari Treptower Park di Berlin, setelah diminta untuk mengenakan atasan saat berjemur tapi dia menolak.
Menurut laporan dari organisasi media lokal, Lebreton yang membawa dua anak ke taman air dan ditemani oleh seorang teman, dia memakai baju renang.
Karena tak mau menutupi dadanya akhirnya dia disingkirkan dari taman itu, tapi Lebreton melihat peristiwa itu sebagai kesempatan untuk menyebarkan pesannya kepada publik.
"Insiden misoginis di kolam rendam di Plänterwald pada hari Minggu, 21 Juni, berfungsi sebagai batu loncatan untuk tujuan ini," katanya.
Demonstrasi pun langsung digelar setelah peristiwa itu terjadi bulan lalu.
Di Jerman tidak ada undang-undang yang melarang ketelanjangan.
