Menkeu Sebut Sektor Perumahan Memiliki Dampak Sangat Besar bagi Perekonomian

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 19:20 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Photo/Dok. Kemenkeu)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Photo/Dok. Kemenkeu)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa sektor perumahan memiliki dampak sangat besar bagi perekonomian. Hal itu disampaikannya dalam pembukaan Property Fiesta Virtual Expo 2020 di Jakarta, Kamis (15/10/2020).

"Pengeluaran rumah tangga dari sektor ini akan bisa menambahkan peningkatan PDB sebesar 0,6 hingga 1,4 persen dan bisa menyerap tenaga kerja di sektor perumahan sebanyak 4,23 juta orang. Artinya setiap pembiayaan yang dilakukan pada sektor perumahan memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian," ungkapnya, dilansir dari Antara, Kamis (15/10/2020).

Menkeu juga menilai bahwa sektor perumahan adalah salah satu sektor penting dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Bahkan sektor perumahan disebutnya memiliki efek berantai dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.

"Sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maka sektor perumahan akan ditingkatkan kontribusinya terhadap PDB kita dari 2,9 persen menjadi 4 persen," kata Sri Mulyani.

"Pemerintah menyadari bahwa tinggal di rumah sehat itu merupakan suatu kebutuhan dan hak yang penting bagi masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, backlog perumahan mencapai lebih dari 7,6 juta unit pada awal 2020. Sebagian besar merupakan kebutuhan dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," sambungnya.

Kemudian, terkait Backlog, ia mengatakan hal itu adalah kebutuhan perhitungan ideal bahwa satu rumah ditempati satu rumah tangga atau keluarga. Ia pun mengatakan bahwa permasalahan di sektor perumahan adalah terkait dengan keterjangkauan, daya beli masyarakat, yang terkhususnya kelompok bawah yang tidak mampu untuk bisa mendapatkan rumah yang layak.

"Terkait permasalahan ini kita masih melihat kebutuhan rumah baru yang meningkat sekitar 800 ribu unit per tahunnya," terangnya.

"Dari aspek kelayakan dimana 41,7 persen masyarakat atau rumah tangga menempati hunian yang hanya memiliki satu aspek kelayakan dan sebagian di antaranya bahkan menempati pemukiman yang kumuh," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X