Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin menyebutkan jika Presiden Jokowi melakukan perombakan atau reshuffle kabinet, maka yang berpeluang besar terkena adalah menteri yang bukan berasal dari partai politik atau profesional.
“Yang rentan terkena reshuffle itu menteri dari non-parpol, atau menteri dari kalangan profesional. Karena mereka tak ada back up politik dari parpol,” ucap Ujang kepada Indozone, Kamis (2/7/2020).
Menurut Ujang, menteri yang berasal dari partai politik akan memiliki peluang lebih aman dibanding profesional. Pasalnya, jika direshuffle, mereka kemungkinan akan menempati kementerian lain, atau tetap diganti dari kader partai yang sama.
“Karena menteri parpol hanya ada dua kemungkinan. Pertama, hanya digeser ke kementerian lain. Dan kedua, dicopot dan diganti dengan kader partai yang sama,” ungkapnya.
“Misal jika Menteri Sosial, itukan dari PDIP. Jika ada reshuffle. Bisa hanya digeser ke kementerian lain, atau dicopot dan diganti dengan kader PDIP lagi,” tambah Ujang.
Kendati demikian, Ujang memprediksi kalau menteri, baik yang berasal dari partai politik ataupun profesional dengan kinerja yang dianggap belum maksimal sedang waspada jika terjadi reshuffle oleh Jokowi.
“Dan yang paling rawan kena reshuffle adalah menteri dari kalangan profesional, seperti Menteri Kesehatan, Menteri Perhubungan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan lain-lain,” tutupnya.
Artikel Menarik Lainnya: