BMKG Sebut Awan Berbentuk UFO di Langit Banda Aceh Berbahaya

- Rabu, 7 Juli 2021 | 10:15 WIB
Fenomena awan mirip UFO yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore. (ANTARA/HO-Dok. Pribadi Cut Ida Khairani)
Fenomena awan mirip UFO yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore. (ANTARA/HO-Dok. Pribadi Cut Ida Khairani)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena awan mirip unidentified fliying object (UFO) yang terlihat di langit di Kota Banda Aceh termasuk awan yang berbahaya bagi penerbangan.

Awan tersebut terlihat di kawasan Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore.

Awan berbentuk UFO ini disebut awan Lenticularis atau biasa disebut awan topi atau awan tudung. Bagi penerbangan dampaknya sangat berbahaya,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi dikutip dari Antara, Rabu (7/7/2021).

Sebelumnya, masyarakat di Kota Banda Aceh sepanjang Selasa sore hingga malam dihebohkan dengan fenomena alam awan berbentuk UFO. Awan ini diabadikan warga menggunakan telepon selular dan menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga Rabu.

Rezky menjelaskan awan Lenticularis sangat berbahaya bagi pesawat terbang karena bisa menyebabkan turbulensi atau goncangan secara vertikal yang kuat. Ia juga menyebut pesawat bisa mengalami penurunan tekanan udara secara drastis.

Ia melanjutkan, khusus bagi pesawat yang terbang dengan level ketinggian yang rendah, biasanya pilot sangat menghindari awan Lenticularis ini. Sedangkan dampak bagi masyarakat, biasanya awan tersebut dapat menyebabkan terjadinya angin kencang dan hujan. Namun seiring berjalannya waktu awan ini akan luruh.

“Kalau untuk masyarakat menghindari awan ini biasanya harus tetap di dalam rumah ya, kalaupun ada yang mengharuskan beraktivitas di luar, dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati,” imbaunya.

BACA JUGA: Bantah Temuan Anies Soal Ibu Hamil Kerja di Kantor, PT Equity Life: Dia Lagi Ngurus Cuti

Rezky P Hartiwi juga menjelaskan awan ini biasanya tumbuh di sekitar gunung atau bukit akibat embusan angin di kawasan pegunungan.

“Awan Lenticularis ini dapat menyebabkan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang kuat, sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan dengan level rendah,” katanya.

Fenomena awan topi atau tudung ini biasanya terjadi pada saat-saat tertentu atau disebut bersifat momentum, awan ini terjadi akibat adanya massa udara yang basah melintasi daerah pegunungan.

BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada serta bisa mendapatkan informasi yang akurat mengenai fenomena semacam ini.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X