Menag Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Sekjen PBNU: Kemenag Hadiah untuk Semua Agama

- Senin, 25 Oktober 2021 | 09:58 WIB
Kiri: Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. (Foto/Instagram/ahmadhelmyfaishalzaini) / kanan: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto/Instagram/gusyaqut)
Kiri: Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. (Foto/Instagram/ahmadhelmyfaishalzaini) / kanan: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto/Instagram/gusyaqut)

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi perbincangan hangat usai memberikan pernyataan bahwa Kementerian Agama merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama, bukan untuk umat Islam secara umum.

Terkait pernyataan itu, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini meluruskan bahwa Kementerian Agama bukanlah kado dari negara bagi Nahdlatul Ulama atau untuk umat Islam semata, tapi hadiah bagi semua agama.

"Pertama adalah bahwa Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam," kata Helmy, Minggu (24/10), dikutip dari Antara.

Menurut Helmy, NU memang punya peran besar dalam menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta. Namun tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus.

Bahkan, peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlakul karimah.

"Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam 'privilege' dalam pengelolaan kekuasaan dan pemerintahan, karena NU adalah jam'iyah diniyah ijtima'iyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan)," ujarnya.

Helmy mengatakan, pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama, dan golongan yang dibalut Bhinneka Tunggal Ika.

Helmy menjelaskan prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan kepemimpinan harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan.

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X